Semua Bab Sekretaris Jadi Istri Rahasia Sang Pewaris : Bab 1 - Bab 10
83 Bab
Insiden?
"Pak Arka? Kenapa Bapak di sini?" tanya Dinara, terkejut melihat atasannya tiba-tiba muncul di dalam kamar hotelnya. Ia segera mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur dan menatap Arka was-was.Malam ini ada acara jamuan yang diselenggarakan oleh partner bisnis Arka di sebuah hotel. Dinara tidak sengaja meminum alkohol sesaat lalu ketika Arka tengah sibuk mengobrol dengan koleganya.Minuman itu membuat kepala Dinara pening dan tubuhnya terasa tidak nyaman, sehingga ia memutuskan kembali ke kamar yang sudah disewa Arka untuknya untuk beristirahat.“Aku telah memberimu semua yang kupunya, tapi kamu masih menolak untuk berada di sisiku!” lantur pria yang tampak mabuk tersebut, mengabaikan pertanyaan Dinara.“Bapak mabuk?” “Sandra…” panggil Arka seperti orang yang benar-benar kehilangan kewarasannya.Kening Dinara mengernyit. Sandra adalah kekasih Arka yang merupakan seorang model dan saat ini sedang berada di Jerman.Dinara tersentak, ia langsung panik karena takut Arka mengira ba
Baca selengkapnya
Hamil?
‘Saya tidak akan menikahimu.’ Ucapan Arka terus terngiang dalam benak Dinara, bahkan beberapa hari setelah malam kelam itu. “Siapa juga yang mau menikah dengannya?!” gerutu Dinara dengan suara lirih. Wanita itu lantas menghela napas panjang. Ia memutuskan untuk bekerja agar pikirannya teralihkan. Seperti biasa, setelah menyiapkan ruangan untuk Arka bekerja, Dinara segera menyusun jadwal kegiatan bosnya itu. Tak lama kemudian, Arka tiba di kantor. Dinara menunduk hormat ketika pria itu melewati mejanya dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Pria itu bahkan tidak menoleh sedikit pun ke arahnya, seolah Dinara tidak tampak. Bagaimana bisa Arka bersikap seolah tak pernah terjadi apapun di antara mereka?! Menahan rasa kesal, Dinara mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan begitu Arka mempersilakannya. “Pak, jam 10 nanti Bapak ada jadwal pertemuan dengan para direksi untuk membahas proposal mengenai pembukaan pabrik baru di Sukabumi. Setelah itu, Bapak ada janji makan siang bersama Pak
Baca selengkapnya
Sandra?
“Menikah?!” dengus Dinara, benar-benar tidak habis pikir. Bukankah sejak awal Arka berkata bahwa ia tak akan menikahinya? Mengapa sekarang berubah pikiran?Lagipula, Arka sudah memiliki kekasih dan juga sudah bertunangan. Dinara tidak mau dianggap sebagai perusak hubungan orang! “Saya tidak mau,” kata Dinara dengan suara yang ia usahakan agar tidak bergetar. “Orang-orang pasti akan mencemooh saya kalau sampai menikah dengan Bapak.” Wanita itu mengubah posisinya dari setengah berbaring menjadi duduk, menatap nyalang pada Arka yang duduk dengan tenang di sisi ranjang. “Kita akan membuat perjanjian dan merahasiakan pernikahan ini dari semua orang,” jawab Arka lugas. “Lagipula anak itu tidak salah. Apakah kamu tega membunuh nyawa yang tidak berdosa?”Dinara ingin menyanggah, tapi tidak ada kata yang keluar dari bibirnya. Ia terdiam, berpikir dengan keras. Sebenarnya, solusi yang ditawarkan Arka tidak begitu buruk. Dinara tidak ingin menjadi orang jahat dengan membunuh calon bayi yan
Baca selengkapnya
Kedatangan Sandra?
“Gimana Sayang, kamu pasti kaget ya? Kamu happy gak aku pulang?” Wanita centil itu bergelayut manja di tubuh Arka, sedang Dinara melirik kaget dan juga gugup ke arah Sandra. Entah kenapa Dinara merasa tidak nyaman.Dinara membuang tatapannya ke arah lain, seolah tidak melihat Sandra. Sebenarnya di sisi lain, Dinara juga takut Sanda mengetahui ada sesuatu yang terjadi pada ia dan Arka. Masalahnya akan semakin runyam kalau sampai Sandra tahu.Sayangnya, ketika Dinara berusaha tidak melihatnya, Sandra malah melihat ke arahnya. Sandra pernah bertemu Dinara beberapa kali ketika dulu ia sering mampir ke kantor Arka. Saat itu, Sandra tak curiga sama sekali pada Dinara.“Sayang? Kok kamu diem aja sih? Kamu gak kangen ya sama aku? Atau jangan-jangan kamu udah punya wanita lain yang menggantikan posisi aku di hati kamu?” tanya Sandra bertubi-tubi karena tak ada respon dari kekasihnya. Ia kelihatan murung dan sedikit menarik lengan Arka.Arka yang terkejut perlahan tersenyum lalu memeluk wanit
Baca selengkapnya
Sikap Hangat?
Arka mencoba menghentikan Sandra dan membujuknya. Tentu Arka juga merasa tidak enak kalau harus membuat Sandra marah di hari kepulangannya."Sayang, maaf. Kita lakukan di lain hari dan di tempat yang aman. Oke?" Hanya dengan kalimat itu saja, Sandra kembali melunak. Namun tetap saja, Sandra tidak ingin terlihat mudah oleh Arka.***Sandra masih merajuk akibat penolakan Arka dan Arka harus membujuknya lagi. Apalagi Sandra menolak untuk makan malam saat semua orang sedang menikmati makan malam mereka.“Jangan gitu, nanti kamu laper gak bisa tidur. Kalau gitu, biar aku suapin kamu ya.” Sandra mengagguk setuju sedang Dimas melirik Dinara yang terihat cemburu.Dinara menyelesaikan makan malamnya lebih dulu kemudian Dinara berpamitan sopan pada semua orang dengan alasan kalau Dinara ingin menyusun jadwal untuk Arka besok. Arka mengijinkan, dan tak lama setelahnya Dimas juga berpamitan pergi meninggalkan Arka bersama dengan Sandra.Acara makan malam berakhir, Sandra mengajak Arka menonton tv
Baca selengkapnya
Cemburu?
Pagi ini cukup menjengkelkan untuk Arka karena harus melihat Dinara berinteraksi dan didekati oleh pria lain padahal Dinara adalah istrinya.Apalagi Arka tau betul bahwa Hardiansyah menyimpan perasaan istimewa untuk istrinya itu sejak lama dalam status persahabatan mereka walau Dinara tidak mengetahui hal itu. Karena sedang bersama dengan Sandra, Arka tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya memutuskan untuk membawa Sandra pergi ke ruangannya meninggalkan Dinara bersama dengan Hardiansyah.Arka tidak bisa berbuat banyak karena Arka harus menjaga sikapnya agar tidak ada orang yang curiga terutama Sandra yang saat ini sudah berada di rumah orang tua Arka untuk melaporkan sikap aneh Arka terhadap Dinara yang membuatnya curiga. Bahkan Sandra meminta agar orang tua Arka membantunya untuk menyelidiki Dinara dan Arka.Sekarang di ruangan Arka hanya ada Arka dan Dimas saja sedang di depan ruangan Arka ada Dinara yang terlihat sedang menikmati tehnya buatan Hardiansyah. Arka diam-diam memantau
Baca selengkapnya
Hukuman Untuk Dinara
Klak!Dinara membuka pintu kamar mandi dan segera keluar dari kamar mandi dengan wajah sedih dan murung. “Maaf, Pak. Saya lupa bahwa seharusnya saya tidak pantas untuk melakukan ini dan seharusnya saya menjaga calon anak bapak ini.” Dinara kemudian berlalu mengambil pecahan ponselnya dan memisahkan kartu ponselnya. Dinara juga berjalan keluar dari kamar menuju entah kemana sedang Arka menatap Dinara pergi dengan tatapan bersalah dan juga sedih.“Ini gak benar. Aku harus minta maaf. Aku gak boleh membuat Dinara sedih atau merasa buruk. Itu akan mempengaruhi calon anakku. Bagaimana jika nanti anakku jadi anak yang cengeng?” Arka segera keluar dari kamar Dinara dan berjalan menuruni anak tangga rumahnya namun ternyata Dinara dan yang lain berada di meja makan.“Sayang, kenapa lama sekali? Kami jadi makan duluan tanpa kamu.” Sandra menatap Arka tersenyum namun matanya menunjukkan sebaliknya.“Maa
Baca selengkapnya
Posesif
“Hmm,” gumam Dinara bergerak memunggungi Arka namun Dinara tidak bangun sama sekali. Arka melepaskan nafasnya yang sempat ia tahan tadi seraya kembali memeluk pinggang Dinara.Pagi hari.Arka bangun lebih awal dan segera keluar dari kamar Dinara sebelum Dinara bangun. Arka juga segera meminta pelayan untuk menyiapkan makanan dan susu untuk Dinara, baru setelahnya Arka masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap. Saat semua orang berada di meja makan, tiba-tiba saja Arka kedatangan tamu tak terduga. Yaitu orang tua Arka bersama dengan Sandra.“Arka, mama mau bicara. Bisa kita bicara di depan?” Tegas Dena, mama Arka seraya melirik Dinara.“Iya, Ma.” Arka bangkit dari kursinya dan segera berjalan menuju ruang tamu meninggalkan Dinara dengan Dimas yang menatapnya penasaran di meja makan.Dena memanggil Arka ke meja makan sendirian sedang papa Arka dan Sandra duduk menunggu Arka di ruang tamu.“Ada apa, Ma?” Arka mendudukkan boko
Baca selengkapnya
Terbongkar?
“Sepertinya Dinara tidak sedang baik-baik saja. Dinara sedang dalam tekanan. Aku harus menolong Dinara.” Pikir Hardiansyah seraya berlalu ke ruangan kerjanya.Di depan ruangan Arka, Dinara duduk membereskan barang-barangnya seperti biasa dan menyusunnya ke atas mejanya sedang Arka masih berdiri di samping Dinara dan menatap Dinara seraya berpikir. Arka harus memberitahu Dinara kalau Arka akan menikahi Sandra secara langsung.“3 hari lagi saya akan menikahi Sandra.” Arka ingin melihat reaksi Dinara, jadi Arka menahan kalimatnya.“Ohh, kalau gitu, apa yang perlu saya siapkan untuk bapak?” Dinara bersikap layaknya sekretaris profesional mengesampingkan status dan perasaannya sebagai istri dan ibu dari anak Arka dan Arka tidak suka itu. Begitupun Arka tidak bisa berbuat banyak karena Arka tidak ingin membuat siapapun curiga pada status hubungannya dengan Dinara. “Tidak perlu, saya cuman mau kasih tau kamu saja. Dan setelah kami menikah, Sandra jug
Baca selengkapnya
Kemarahan Arka
Malam hari.Seperti pasangan normal lainnya ketika malam pengantin. Arka membawa Sandra masuk ke dalam kamar hotel mereka sedang Dinara dan Dimas juga masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Entah apa yang Arka dan Sandra lakukan di kamar mereka sebagai pengantin baru, di sisi lain, Dinara merasa tidak nyaman berada di kamarnya dan memikirkan sesuatu yang tidak sepantasnya ia pikirkan. Dinara berniat untuk pulang namun sepertinya ini tidak akan mudah karena Dimas pasti mengawasinya.Perlahan Dinara membuka pintu kamarnya dan menoleh ke sebelah kanan dan kirinya untuk memastikan kalau Dinara dalam kondisi aman untuk kabur. Kebetulan saat itu Dimas sedang mandi dan Arka serta Sandra sedang dalam ritual mereka. Segera Dinara melangkahkan kakinya keluar dari hotel tersebut tanpa sadar jika seseorang mengawasinya.Di kamar Arka, ponsel Arka berdering ketika Arka sedang bermesraan dengan Sandra, terpaksa Arka menjawab telepon tersebut lebih dulu sedang Sandra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status