All Chapters of Jerat Cinta Istri Lugu: Chapter 1 - Chapter 10
41 Chapters
Bab 1. Penyesalan
"Jangan, Mas!" Mila memegang erat tas selempangnya, mencoba mempertahankan benda itu dari rebutan sang suami."Lepasin, Mil! Kalo tidak–" "Kalo tidak apa?" seru Mila menantang, membuat suaminya meradang.Plak!"Aow!" Mila terhuyung dan tasnya pun terlepas. Dia elus pipinya yang terasa panas dan nyeri. Rasa sakit tercipta di sana. Namun, sakitnya itu tidak ada apa-apanya dibanding sakit hati yang dia rasakan ketika suaminya segera berlalu dengan tersenyum mengejek, setelah mendapat apa yang dia cari.Uang, itulah yang Dandy cari dan rampas dari tas Mila. Kini, dia berlalu begitu saja, meninggalkan Mila yang terisak."Sungguh tega kamu, Mas. Kamu keterlaluan." Mila hanya bisa menggerutu tanpa mampu mencegah. Rasa sesal pun mulai menghinggapi hatinya yang perih. Memang, penyesalan datangnya selalu belakangan. Segala tindakan yang dilakukan tanpa berpikir panjang pastilah akan mendatangkan rasa sesal. Duka, lara, dan perih bercampur aduk menjadi satu memenuhi seluruh rasa dalam hati. Me
Read more
Bab 2. Gelisah
Meski umurnya hampir memasuki usia senja, Angel masih tampak muda dan segar. Semua itu karena perawatan dan olahraga rutin yang dia lakukan. Style yang digunakannya pun selalu up to date, tidak mau kalah dengan anak muda sekarang, sehingga orang yang melihatnya tidak akan mengira bahwa wanita bertubuh sintal itu sudah berumur 45 tahun.Mila meraih telapak tangan sang mertua lalu mencium punggung tangan itu. Hanya sekilas karena Angel segera menarik tangannya."Mas Dandy tidak masuk kerja hari ini, Ma. Dia sedang tidur sekarang.""Nggak kerja? Bukannya sekarang bukan hari libur? Kenapa nggak kerja?" "Itu, Mas Dandy kemari–" "Ah, sudahlah. Buka pintunya!" sergah Angel dengan nada tinggi. Kunci yang tadinya akan Mila masukkan ke tas selempang, kembali masuk ke lubang pintu.Selepas pintu terbuka, wanita tinggi semampai itu lekas masuk rumah tanpa berkata-kata lagi dan tak acuh terhadap Mila. Mila pun akhirnya berlalu meninggalkan rumah, menuju tempat kerja. Meskipun rasa ingin tahu t
Read more
Bab 3. Berbagi
"Tuhkan, Mil." Nadia beranjak sambil mengapit tangan Mila. "Loh, loh, mau ke mana?" tanya Mila seraya bangun dan mengekori Nadia."Nengok dapur, lah." Nadia menjawab tanpa menoleh. Perempuan yang usianya setara dengan Mila, tetapi masih belum punya keinginan untuk menikah karena masih ingin menikmati masa mudanya itu takut dengan hantu. Gadis berkulit kuning langsat yang masih setia dengan kejomloannya itu memiliki pengalaman yang sulit untuk dilupakan dengan dedemit yang suka ketawa, ketika masih duduk di bangku SMA.Ah, iya, satu hal lagi yang unik dari seorang Nadia. Dia betah menjomlo semenjak kenal, pun tertambat hatinya, kepada Kim Taehyung alias V. Gila 'kan?! Ketemu kagak, udah tertambat aja.Sesampainya di dapur, mereka hanya menemukan kucing yang sedang memakan beberapa suwir ikan yang berserakan di lantai. Di dekat binatang itu, teronggok panci kecil bekas wadah suwir ikan."Walah ... ternyata si manis. Bikin deg-degan aja, serasa mau copot, nih, jantung." Nadia berkata s
Read more
Bab 4. Mulai Bersiasat
Setelah puas menangis dan mulai bisa mengendalikan emosinya kembali, Mila meletakkan benda pipih berwarna silver dengan tulisan Oppo di belakangnya ke atas meja makan. Lalu, bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum menyiapkan makan malam. Meskipun waktunya makan malam sudah terlambat, dia tetap melakukan rutinitas itu. Mila tidak ingin hal itu menjadi alasan bagi Dandy untuk mengajaknya berdebat dan memarahi dirinya, saat pulang nanti.Satu jam kemudian, masakan telah tersaji di meja makan. Aroma sedap nasi goreng Jawa yang ditemani ayam goreng serta telur mata sapi menggugah cacing dalam perutnya, meronta-ronta meminta jatah.Mila menatap hasil karyanya sambil menelan ludah. Dia sudah tidak tahan ingin memakannya, tetapi rasa bakti pada sang suami menahannya untuk melakukan itu. Mila menahan rasa lapar, lalu menyeret kursi yang ada di bawah meja dan mendaratkan pantatnya di sana. Wanita berhidung bangir itu menunggu sang suami di meja makan. Satu jam berlalu, teta
Read more
Bab 5. Semakin Tega
"Mila, buatkan aku teh dulu!" seru Dandy.Mila pun urung menyalakan kompor dan berjalan menuju alat pemanas air, yang biasa disebut dispenser, lalu membuat teh. Dia letakkan minuman itu di hadapan Dandy, tanpa berkata, dan bergegas kembali ke dapur. Belum juga panas nasi goreng yang ada di atas wajan, Dandy kembali berteriak, "Mila buruan! Dasar lelet!""Bentar, Mas. Ini juga barusan hangat."Beberapa menit kemudian, makanan telah tersaji di depan Dandy. Tanpa menunggu lagi, pria berwajah tirus itu melahap makanan dengan segera seakan belum makan seharian. "Mas, sebenarnya dari mana, sih, sampai kelaparan gitu?" Mila kembali bertanya setelah makanan di piring suaminya tinggal sedikit, heran dengan apa yang dilihatnya."Sudah berkali-kali kubilang, bukan urusanmu," ucapnya di sela-sela makan, "jangan bertanya lagi! Kalau tidak aku lempar makanan ini ke wajahmu!" Dandy mengancam tanpa mengalihkan pandangan dari piring."Tapi, Mas, aku berhak tahu semua yang berhubungan denganmu. Aku i
Read more
Bab 6. Berita Tak Terduga
Dalam deringan yang ke tiga, barulah panggilan Mila tersambung, lekas dia melontarkan suara. "As-Assala-mualaikum, Nad." Mila berkata sambil menahan rasa sakit "Wa'alaikumsalam. Kamu kenapa, Mila? Kenapa suaramu seperti itu?" "To-Tolong aku, Nad. A-Aku–" Belum selesai berkata Mila jatuh pingsan. *** Aroma obat yang menyengat menyeruak memenuhi seluruh rongga hidung Mila. Matanya mengerjap karena sinar lampu yang menyilaukan. Kemudian, dia menatap sekeliling dan tampak ruangan serba putih. Mila meraba kepala yang terasa pusing, tetapi tangannya tidak bisa bergerak bebas. Dilihatnya ada jarum yang menancap di tangan kanan. "Apa yang terjadi padaku?" gumamnya. Kembali, dia mengedarkan pandangan. Tak ada siapa-siapa di sana, hanya ada suara dengkuran yang berasal dari sebelahnya. Dia tidak tahu itu siapa karena terhalang gorden yang memisahkan. "Pasti pasien lain," terkanya dalam hati. Mila meraba perut yang masih menyisakan rasa sakit. "Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa peru
Read more
Bab 7. Akar Kebencian
"Nadia?" Mila menggoyang pelan lengan sahabatnya. "Eh, I-iya, iya. Ntar kalo pas jam kunjungan dokter, gue akan pinta pulang paksa. Tapi, lu yakin udah kuat?" Nadia kembali memastikan keadaan Mila. Wanita berlesung pipit itu tersenyum sambil mengangguk. "Insyaallah, aku dah kuat. Yang penting secepatnya aku harus pulang, Nad."Pasalnya, seharian itu Nadia menunggui Mila seorang diri. Dia sudah meminta izin kepada sang bos untuk tidak masuk kerja dan memberitahukan semua yang terjadi pada Mila, di saat Mila sedang dalam perawatan.Sore itu, tepatnya jam setengah empat, Mila pun dibolehkan pulang oleh dokter setelah diperiksa dan dipastikan semua baik. Tadinya, sang dokter menyuruhnya untuk menunggu satu hari lagi agar dapat dipastikan bahwa keadaan pasiennya itu benar-benar sudah baik dan sehat. Dengan sedikit paksaan, akhirnya perempuan berkalung stetoskop itu mengizinkan. "Baiklah, Bu. Anda boleh pulang hari ini. Tapi dengan catatan, apabila ada apa-apa dengan pasien pihak rumah s
Read more
Bab 8. Awal Bertemu
"Milaaa!" Dandy memasuki rumah sambil berteriak dengan berang. Mila mencoba bangun dengan segera, tetapi tidak bisa karena badannya belum pulih benar. Baru saja wanita itu menapak lantai, Dandy sudah berada di ambang pintu dengan napas tersengal dan wajah merah padam.Pria yang dipenuhi rasa emosi itu mendekat lalu mencengkeram lengan istrinya. "Dasar wanita sialan! Gara-gara kamu aku jadi kalah seharian ini! Uangku habis tak tersisa dan semua itu karena panggilan sialan darimu dan juga temanmu! Kalau saja kamu tidak menghubungiku pasti sekarang uangku telah menjadi berlipat ganda!" murka Dandy."Mas ... sakit ...," desis Mila, "lepasin ...," mohonnya kemudian.Pria berjaket kulit hitam itu tak menghiraukan permintaan Mila. Dia semakin mempererat cengkraman. Mila merintih lalu menangis dan memegangi perut yang terasa kram akibat menahan sakit."Dengar, ya! Mulai detik ini jangan pernah menghubungiku apa pun yang terjadi!" Dihempaskannya tangan sang istri hingga Mila terhuyung ke bela
Read more
Bab 9. Siasat terselubung
"Makasih, ya, Mas, udah mau nganterin Mila." Mila melepas helm dan memberikannya pada lelaki yang masih menatap takjub bangunan mewah itu. "Mas! Kok diem." Mila menepuk bahu Dandy."Eh, iya, maaf maaf," ucapnya seraya menerima helm yang diulurkan Mila. Benda itu diletakkan di depannya. "Gue balik, ya? Udah malam, nggak enak dilihat satpam," pamitnya. Mila mengangguk dan tersenyum manis. "Sekali lagi, terima kasih banyak, Mas," ucapnya kemudian."No problem. Senang bisa mengantar gadis secantik lu."Mila tersenyum sipu mendengar ucapan Dandy.Lelaki bersuara berat itu memutar kunci motor dan menstater motornya, lalu menginjak persneling.Motor sport itupun melaju cepat meninggalkan Mila, yang tersenyum-senyum sendirian seraya menatap kepergian Dandy. Bunga-bunga asmara tampak bermekaran dalam hatinya. Gadis manis berlesung pipit itu sedang dilanda cinta pada pandangan pertama."Aduh." Mila menepuk dahi ketika teringat bahwa dirinya belum berkenalan dengan lelaki itu. "Kok bisa nggak i
Read more
Bab 10. Pernyataan Cinta
Ketika lelaki beralis tebal itu menoleh ke belakang, dia melihat gadis yang ditunggunya berjalan mendekat, kemudian menyapa dan meminta maaf kepada Dandy karena sudah membuatnya menunggu."Maaf banget, ya, kamu jadi bosan gara-gara menungguku?" Mila kembali minta maaf setelah menurunkan Kelvin dari gendongan dan bocah tampan itu berlari ke kolam pasir. Itu adalah tempat favorit Kelvin."Sudah gue bilang nggak papa, Mila cantik. Itu sih, belum apa-apa. Gue rela kok nglakuin apa aja demi gadis cantik seperti lu. Apalagi ...." Dandy menjeda perkataannya. Dia meraih tangan Mila dan gadis itu langsung menoleh karena kaget. Lelaki berbibir tipis itu menatap lekat kedua mata Mila.Badan Mila bergetar mendapat perlakuan mendadak itu. Jantung gadis itu berdegup kencang, wajahnya mulai memanas, dan pipi pun memerah. Dia salah tingkah ditatap sendu oleh Dandy, lalu tertunduk memandang tangan yang ada dalam genggaman. "Apalagi ... apa?" tanyanya lirih."Apalagi buat orang yang gue cintai," ucap D
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status