Semua Bab Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda: Bab 11 - Bab 20
53 Bab
Bab 11. Dapat Tawaran Kerja Baru
Djuwira mengatur napas normal karena sejak beberapa waktu lalu dia bahkan hampir lupa bernapas. Lirikan yang menerkamnya dari arah kanan menyadarkan Djuwira kalau dia harus mengucapkan terima kasih pada preman tersebut."Kak, aku mau ngucapin terima kasih karena udah bantu aku lolos dari mereka," katanya.Pria itu melipat kedua tangan dengan sombong. "Gua heran ngeliat Lu. Baru aja kerja di toko roti, sekarang udah dipecat. Apa Lu gak paham caranya bekerja?" sahutnya menghardik."Bukan begitu, Kak. Ada kesalahpahaman aja sama bos. Jadi, aku kena getahnya." Djuwira tersenyum meringis. "Eh, tahu dari mana aku kerja di toko roti, Kak?" tanyanya heran."Lu kira Gua gak keliling kota ini? Gua pernah lah ngeliat Lu keluar pake seragam toko roti Diamond." Preman itu melengos kesal."Oh, gitu. Ya udah, aku permisi, ya!" Djuwira menunduk sebentar saat melewati pria yang sudah menolongnya itu. Namun, saat dia sudah melangkah hampir 10 meter, pria itu mengatakan sesuatu padanya."Mereka itu anak
Baca selengkapnya
Bab 12. Datang Ke Kediaman Tuan Muda
"Karena aku mau mencari pengalaman lain, Ayah," jawab Djuwira sambil berjalan menuju dapur untuk membersihkan gelas juga piring kotor yang tersisa. Ia terus menutupi sebisanya agar ayahnya tidak kepikiran.Rinaldi tersenyum. Dia sangat mengagumi putrinya yang sudah memiliki banyak pengalaman, tapi tetap saja ingin mencari lagi. Di mata Rinaldi seperti itu lah Djuwira. Padahal putrinya sedang putar otak keras demi mendapatkan uang lebih."Paman Anto meninggalkan motornya untukmu, Djuwira," ujar sang ayah mengejutkan anaknya."Huh?!" Djuwira langsung menghentikan aktivitas mencuci piring, lalu menyahut ucapan ayahnya. "Paman Anto baik banget, Yah!""Ya, dia pulang kampung dan malas membawa motornya. Lagi pula pamanmu itu banyak uang. Nanti kau ucapkan terima kasih padanya," ujar Rinaldi.Djuwira bersyukur sekali karena dikasih rezeki tak terduga di tengah-tengah keputusasaannya kemarin. Kebaikan paman Anto akan selalu dikenang.Di dalam kamar sebelum tidur.Djuwira menatap kartu nama di
Baca selengkapnya
Bab 13. Tak Kuat Menahan Diri
"Celaka! Ternyata Paman Anto tidak mengatakan padanya kalau posisi supir ini digantikan olehku. Bagaimana Ini?" batin Djuwira ikut mengerutkan alis.Djuwira resah karena sudah tahu hal yang tidak disukai oleh Key saat dirinya meminta penjelasan atas fitnah di toko roti Diamond. Dia takut kalau pamannya terkena masalah akibat memasukkannya tanpa konfirmasi."Kenapa tidak kau jawab?!" bentak Key pada Djuwira.Gadis itu menghampiri Key dengan langkah hati-hati. Naik sampai ke anak tangga ketiga kemudian memposisikan diri di bawah Key satu tingkat."Saya mendapat amanat dari Pak Anto untuk menggantikan posisinya karena dia mau pulang kampung," jawab Djuwira formal bernada pelan meski jantungnya sudah berdegup kencang.Key menghela napas berat kemudian membuang wajah ke kanan, tepat ke pos satpam. "Ya, Allah!" serunya geram."Maaf Tuan, apa Anda keberatan saya jadi supir pengganti Pak Anto?" Djuwira mencoba bernegosiasi.Key yang sudah naik pitam itu kemudian melihat jam tangannya. Waktu t
Baca selengkapnya
Bab 14. Curahan Hati
"Gila! kenapa harus dia?!" cetus Key saat mengetahui kalau Djuwira adalah supir yang akan menggantikan Anto mulai hari ini.Perempuan misterius yang awalnya menyita perhatian karena tatapan Djuwira yang menawan hati, perlahan luntur ketika Key mengetahui kalau di pipi gadis tersebut ada tompel sebesar biji Ketapang.Hari itu, ketika malam pertunangan Key dan Sayuri gagal. Key tidak sengaja bertabrakan dengan Djuwira di lobby hotel. Wanita itu merusak ponselnya hingga membuat Key geram. Ekapati Djuwira Ningrat adalah nama yang dia ingat saat membaca name tag yang terpasang di bajunya.Tak pernah dia sangka kalau wanita itu bisa dia temui lagi saat Key merasa kalut melihat acara pertunangan sudah semakin dekat, tapi Sayuri masih tidak bisa dihubungi. Riena adalah sosok pertama yang punya ide menjadikan Djuwira pengganti Sayuri, tapi justru ditolak.Key merasa harga dirinya jatuh sebagai pria tampan nan kaya raya. Dia pun mengusir Djuwira dari ruangan. Namun, perempuan itu malah berniat m
Baca selengkapnya
Bab 15. Hampir Berciuman
Duar!Bagaikan petir menyambar di siang bolong.Seketika Djuwira terdiam. Berharap pendengarannya bermasalah dan salah menangkap kata-kata yang diucapkan oleh Key. Spontan Djuwira menarik diri dari dinding dan mengenai wajah Key. Bila tidak memakai masker maka bisa dipastikan kalau kedua bibir mereka bertemu satu sama lain.Jantung Key berdegup kencang mendapatkan serangan tiba-tiba dari Djuwira. Tercekat dan terpaku menatap wanita yang menarik diri lagi dengan mata berkaca-kaca."Maafkan saya, Tuan! saya tidak sengaja," pungkasnya kemudian mendorong tubuh Key agar menjauhinya. Djuwira berdiri di tempat yang lebih luas agar bisa bernapas lega.Key menarik napas cepat dan membuangnya dengan keras. "Hampir saja," bisiknya sendiri kemudian berbalik arah. Memasang ekspresi dingin dan cuek seperti tidak ada kejadian."Tuan memecat saya? tapi kenapa, Tuan? apa ada yang salah dalam perjalanan tadi? apa cara menyetir saya tidak enak?" tanya Djuwira tak mampu menahan sedih.Djuwira sedih sekal
Baca selengkapnya
Bab 16. Mengakhiri Hidup
Djuwira menerka suara yang menjadi lawan bicaranya sampai menyipitkan mata. Satu nama sudah dikantongi, tapi mendadak ragu karena maraknya penipuan. Ia menunggu jawaban saja biar tidak salah terka."Hoho, kau bahkan lupa pada mantan bosmu!" jawab pria itu."Mantan bos?" ulang Djuwira menghela napas cepat."Aduh, kau ini benar-benar pikun? ini aku Supri!" jawab pria itu lagi.Nama itu mengetuk ingatan Djuwira pada pekerjaan lama yang berjalan seumur jagung. Pekerjaan yang membuatnya bergidik ngerih."Maaf, Bos! maaf," sahut Djuwira meringis seram. Mata penasaran dengan lawan bicara sahabatnya. Djuwira langsung memberi kode pada Maya dengan gaya memutar jari ke kepala."Hoho! akhirnya kau ingat aku. Bagaimana kabarmu? aku yakin hidupmu semakin sengsara," ujarnya menanyakan hal yang tak seharusnya ditanya. Itu berkaitan dengan privasi orang."Semakin sengsara?" batinnya heran, bertanya pada diri sendiri. Supri seolah tahu kalau dia lagi kebingungan."Ada tujuan apa bos menghubungi saya?"
Baca selengkapnya
Bab 17. Salahku Apa Sebenarnya?
Teriakan bersuara lantang itu membuat Djuwira tak bergeming. Dia hanya menatap jalanan beraspal yang kini menjadi tempat rubuhnya tubuh akibat ditarik oleh pria asing yang membentaknya keras."Apa yang kulakukan? aku juga tidak tahu. Yang aku tahu dengan mati bisa meringankan beban hidupku," jawabnya sembarangan juga dengan tatapan kosong.Pria itu bertopang tangan ke pinggang, lalu satu tangannya ia ubah ke kepala. Wajahnya penuh rasa kesal. "Kau hanya akan menambah beban bagi orang lain bila kau mati!" pekiknya geram.Djuwira perlahan semakin merunduk. Tunduk dan kedua tangannya menyentuh bumi. Tangisan pun pecah, lalu ia bertingkah seperti anak kecil. "Kenapa kau tolong aku?!" protesnya."Tidak waras! bundir bukan jalan satu-satunya! kau ingin mengakhiri hidup yang sebenarnya masih panjang, begitu? menyusahkan Tuhan saja!" tandasnya dengan jelas, lalu giginya merapat."Kau tidak tahu apa-apa tentangku. Pergi dan jangan hiraukan aku!" sahut Djuwira tanpa ingin melihat wajah si pelin
Baca selengkapnya
Bab 18. Efek Orang Dalam
"Bantu apa?" tanya Key, sahabatnya Uwais."Beri pekerjaan untuk seseorang yang aku rekomendasikan di perusahaan tempatku bekerja. Aku tahu ini gila, tapi akan lebih gila lagi kalau aku gagal membuatnya bekerja," jawab Uwais.Key terkesiap kemudian tertawa kecil. "Siapa orang yang sudah membuatmu begini? apa dia kekasihmu?""Sialan! aku belum punya pacar. Aku hanya menolong seseorang dari keputusasaan. Aku yakin dia bisa bekerja dengan baik. Bukankah kau butuh sekretaris di perusahaan Dinajayama?" tanya Uwais dengan alis menanjak.Key tersimpul. "Tidak mudah jadi sekretarisku, tapi boleh juga aku terima rekomendasimu. Kalau tidak sesuai, aku tetap tidak bisa terima.""Usahakan terima ya, Key! kasihan. Sumpah kasihan banget dia." Uwais memohon pada sahabatnya."Hei, aku penasaran—kenapa kau tiba-tiba jadi kasihan padanya?" tanya Key dengan serius.Uwais akhirnya menceritakan kronologi pertemuannya dengannya Djuwira tanpa mengatakan nama gadis tersebut. Uwais juga tidak mengatakan kalau
Baca selengkapnya
Bab 19. Hatinya Terbuat dari apa?
Key menaikkan alis, lalu membasahi bibir merahnya. "Ya, saya sudah mendapatkan orangnya."Key merasa salah satu dari mereka adalah kandidat yang tepat. "Ibu Qesya Aldinar," panggilnya.Spontan wanita kedua yang duduk dari Ariyanto pun berdiri. "Saya, Pak!""Mulai besok, Anda bisa bekerja sebagai sekretaris saya dan Bu Anna akan memberikan penataran singkat hari ini. Saya harap Anda bisa cepat tanggap. Kalau tidak, saya akan mencari sekretaris baru," ungkap Key, menandakan bahwa hanya Qesya yang berhasil diterima sementara ketiga lainnya gugur.Anna memberi instruksi pada Qesya untuk mengikutinya sementara yang lain diperkenankan meninggalkan ruangan.Key bersiap pergi dengan membawa tas juga map kemudian melewati Djuwira yang masih duduk di kursi. Gadis itu masih duduk menunggu Key meninggalkan ruangan lebih dulu agar tidak berpapasan dengannya di luar.Namun, saat Djuwira ingin berdiri, roknya tersangkut di kursi dan robek sedikit di bagian bawah. "Ya Allah," lirihnya sambil melihat
Baca selengkapnya
Bab 20. Aroma Baru Lantai 5
Keesokan harinya.Djuwira terlalu bersemangat menjalani pekerjaan barunya. Sampai-sampai dia datang satu jam setengah sebelum jadwal masuk kantor. Ia duduk di anak tangga sambil makan roti karena pintu belum dibuka."Maaf, Bu!" sapa seorang satpam yang baru datang dari arah parkiran."Mmh, ya, Pak?" sapa Djuwira, menurunkan roti yang tadinya mau digigit."Ada keperluan apa, ya?" tanya satpam yang merasa asing pada wajah Djuwira.Gadis itu tersenyum, lalu berdiri sebelum menjawab, "Saya bekerja di sini mulai hari ini, Pak. Semalam saya lolos interview.""Oh, begitu. Maaf saya gak tahu.""Gak masalah, Pak!" Djuwira ikut tersenyum. "Hum, maaf saya mau nanya. Bapak terganggu sama tompel saya?" Djuwira baru ingat kalau maskernya dia buka karena makan roti."Astaghfirullah! mana mungkin terganggu. Ibu ini cantik! tompel itu gak akan mengubah penampilan Ibu." Pria tersebut menyenangkan hati Djuwira dan meyakinkan kalau tompel bukan masalah baginya."Alhamdulillah, Pak. Saya takut bapak meras
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status