Melati yang berada di samping lebih berani. Dia langsung memasukkan jarinya ke dalam kemaluannya, lalu buru-buru masuk ke vila.Wajah Arum memerah. Dia memandangi sosok Melati sambil bercanda, "Aku tahu Kak Melati sangat tersiksa. Bi Ayu, cepat suruh Tirta pulang untuk memuaskannya. Kalau nggak, Melati pasti menderita."Mendengar ucapan Arum, Melati berbalik dan menyentuh tubuhnya. Dia membalas, "Hei, memangnya kamu nggak tersiksa? Apa kamu nggak mau dipuaskan? Sini, lepaskan celanamu. Biar aku periksa!"Arum menimpali, "Ah ... Kak Melati, berhenti! Kalau nggak, aku ... juga beraksi!""Sini, aku juga nggak takut pada Tirta. Mana mungkin aku takut padamu?" tantang Melati.Ayu melihat Arum dan Melati yang bercanda, lalu beberapa wanita di halaman yang tergerak. Sebagai kekasih pertama Tirta, Ayu berhak menghentikan mereka, "Melati, Arum, kalian jangan berdebat lagi. Semuanya juga tersiksa, sebenarnya ini salah Tirta sialan itu."Ayu melanjutkan, "Begini saja, dia sudah buat kita tersiksa
Read more