"Kalau kamu takut aku salah orang, paling-paling aku nggak akan menyerang dulu. Begitu roh jahat itu menyerangku duluan, baru aku akan membinasakannya." Suara Roh Naga terdengar cukup peduli dengan kekhawatiran Afkar. Lebih tepatnya karena tinggal di dalam tubuh Afkar, dia tidak punya pilihan selain bersikap seperti itu.Mendengar ucapan Roh Naga, barulah Afkar merasa lega. Dia membalas, "Baiklah. Makasih, Leluhur Naga.""Hmph! Dasar bocah nggak punya hati nurani! Kalau nggak ada hal penting, jangan ganggu aku lagi!" Roh Naga tampaknya masih menyimpan kekesalan soal kristal jiwa merah tadi. Setelah mengomel sebentar dengan nada tak senang, dia pun kembali menghilang.Senja hari itu, sekitar pukul setengah 7 malam di dalam Vila Emperor.Setelah pulang, Afkar langsung mandi dan menyegarkan diri. Kini, tubuhnya terasa ringan dan pikirannya jernih.Malam ini, mertua serta adik iparnya, Fadly, datang bertamu. "Presdir Cantik" yang memasak sendiri malam ini. Dengan bantuan Gauri, mereka meny
Baca selengkapnya