“Aku nggak nyangka kamu akan balik ke rumah ini,” ucap Reyan sambil menatap langit-langit, punggungnya bersandar di kasur. “Kupikir kamu bakal milih tetap di apartemen. Jauh dari semua orang, termasuk aku.”Jasmin menoleh. Ia duduk di ujung ranjang, mengenakan kaus Reyan yang kebesaran, lututnya ditarik ke dada.“Aku juga nggak nyangka. Tapi aku capek lari.”Tatapannya jatuh ke lantai kayu yang dingin, lalu beralih ke Reyan. “Kalau aku tinggal di apartemen, aku bakal terus pura-pura nggak butuh siapa-siapa.”Reyan meraih tangan Jasmin, menggenggamnya pelan. “Kamu nggak perlu pura-pura lagi.”Hening. Hanya desah napas mereka yang terdengar. Rumah itu terlalu sunyi, terlalu asing. Tapi keheningan di antara mereka terasa berbeda. Lebih padat. Lebih penuh makna.“Aku sempat mikir, hubungan kita cuma ilusi. Perasaan sesaat. Tapi makin aku menjauh, makin aku ngerasa hampa,” ujar Jasmin. “Dan setiap kali aku sadar bahwa aku nggak bisa c
Last Updated : 2025-08-16 Read more