“Aku nggak tahu gimana cara mencintaimu tanpa takut kehilanganmu,” ucap Jasmin pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh detak jarum jam di dinding.Lucas yang duduk di lantai, bersandar di bawah rak buku, hanya menatap ke depan. Wajahnya tenang, tapi matanya menoleh sedikit. Cukup untuk menunjukkan kalau ia mendengar.Jasmin mendekat, lututnya menyentuh lantai kayu dingin, dan ia duduk bersisian dengannya. Tak ada jarak di antara mereka. Tapi juga tak ada sentuhan.“Kadang aku ingin lari duluan. Supaya nggak sempat ditinggal,” lanjutnya. “Tapi kali ini aku nahan. Aku diem.”Lucas menarik napas perlahan, lalu menyandarkan kepala ke dinding. “Itu bukan hal kecil, Jas. Bertahan di tempat di mana kamu pernah terluka… itu keberanian.”Ia tidak menatapnya, tapi Jasmin tahu kalimat itu datang dari tempat yang benar. Tempat yang tidak sedang berusaha membujuk, tapi memahami.“Aku kadang kepikiran Reyan,” ucap Jasmin jujur. “Bukan karena mas
最終更新日 : 2025-07-25 続きを読む