Share

BAB 31

Author: Atdriani12
last update Last Updated: 2025-07-23 20:10:00

“Apa kau pernah merasa… bersalah karena bertumbuh?”

Jasmin mengucapkannya pelan, seperti seseorang yang sedang mencicipi kalimat yang terlalu lama ia simpan dalam dada. Tangannya menyentuh gelas kopi, masih hangat, tapi ia belum menyentuh isinya. Di depannya, Alya hanya diam, menunggu.

“Seolah… kau meninggalkan orang-orang yang dulu membuatmu bertahan, hanya karena sekarang kau bisa berdiri sendiri.”

Mereka duduk di teras belakang sebuah kafe yang sepi pengunjung. Daun-daun kering beterbangan pelan, dan suara musik akustik dari dalam terdengar samar—cukup jauh untuk tidak mengganggu percakapan yang rawan pecah oleh emosi.

Alya menyesap tehnya, lalu berkata tenang, “Bertumbuh bukan berarti mengkhianati. Kadang justru kita tumbuh karena mereka. Tapi tidak semua orang bisa ikut dalam pertumbuhan itu.”

Jasmin mengangguk, meski masih tampak gamang.

“Aku ingin menulis tentang semua ini,” ujarnya. “Bukan hanya tentang cinta yang gagal…
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 60

    Reyan menyukai caranya Jasmin tersenyum ketika menatap kosong ke luar jendela—seolah pikirannya sedang menari di antara awan dan kata-kata. Ada ketenangan yang selalu terpancar dari wajah perempuan itu, meski Reyan tahu, di dalamnya masih ada luka yang belum benar-benar pulih.Tapi bukan itu yang membuatnya jatuh cinta.Yang membuat Reyan tidak bisa pergi adalah cara Jasmin memilih untuk tetap tinggal, meski hidup berkali-kali berusaha membuatnya pergi.“Aku mau tanya sesuatu,” ujar Jasmin sambil menyesap teh hangat di tangannya.Reyan mengangguk dari balik sofa. “Apa?”“Kamu pernah merasa… bersalah karena mencintaiku?”Pertanyaan itu menggantung lama di udara. Reyan mematikan televisi, lalu bangkit mendekat. Ia duduk di hadapan Jasmin, menatap wajahnya lekat-lekat.“Aku tidak pernah menyesal,” ucapnya, hati-hati. “Tapi aku pernah takut. Bukan karena cintaku salah, tapi karena dunia bisa membuatnya tampak salah.”

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 59

    Hujan turun di luar jendela. Bukan deras, hanya rintik-rintik lembut yang menempel di kaca seperti ingin didengar tapi tak ingin mengganggu. Jasmin duduk bersila di lantai, bersandar di sisi tempat tidur sambil memegang album foto lama yang Reyan temukan di lemari bawah tangga.“Aku nggak tahu foto-foto ini masih ada,” gumamnya sambil membuka halaman pertama.Reyan duduk di ranjang, satu kakinya menjuntai ke bawah, memandangi Jasmin dengan pandangan tak lepas.“Kurasa Mama menyimpannya dengan sengaja. Mungkin sebagai pengingat bahwa kita dulu pernah jadi anak-anak yang polos, sebelum dunia jadi serumit ini.”Jasmin tertawa kecil. “Lihat ini! Kamu masih ompong waktu senyum lebar-lebar.”Reyan ikut menunduk, melihat foto itu, dan tertawa. “Tapi kamu yang lebih lucu. Gigi kelinci, rambutnya kuncir dua kayak semangka.”“Aku kece waktu itu.”“Dan tetap kece sampai sekarang,” ucap Reyan, menyentuh rambut Jasmin sekilas.

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 58

    Langkah kaki Jasmin terdengar lembut saat menyusuri lorong rumah. Suara gesekan halus lantai kayu seolah mengikuti detak jantungnya yang tak beraturan. Bukan karena takut—tapi karena terlalu banyak perasaan yang mendesak untuk diungkapkan, namun tidak semua bisa dijelaskan dengan kata-kata.Di ujung lorong, suara piano terdengar samar. Bukan lagu yang utuh. Hanya denting-denting acak, seperti seseorang yang sedang menyusun nada dari serpihan pikirannya sendiri.Jasmin berdiri di ambang ruang musik. Reyan duduk di depan piano, membelakanginya, jemarinya menari pelan menyentuh tuts hitam putih. Ada keraguan dalam tiap nada yang keluar—seolah ia tahu apa yang ingin ia sampaikan, tapi belum yakin kapan harus dimulai.“Kau selalu memainkannya tanpa selesai,” ucap Jasmin pelan.Reyan menoleh. “Karena aku tidak pernah tahu bagaimana mengakhirinya.”Jasmin masuk, duduk di kursi di sebelahnya. “Mungkin karena tidak semua hal harus diakhiri. Bebera

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 57

    Langkah Jasmin terhenti di depan kamar Reyan. Tangannya menggenggam erat bingkai foto tua yang baru ia temukan di laci bawah meja perpustakaan keluarga—foto masa kecilnya bersama Reyan, saat masih polos dan tidak tahu apa-apa soal dunia. Saat satu-satunya definisi cinta adalah kehangatan rumah.Tapi kini, rumah itu berubah.Dan cinta yang ia rasakan… jauh lebih rumit dari yang pernah ia bayangkan.Pintu terbuka sebelum ia sempat mengetuk.Reyan berdiri di ambang, mengenakan kaus hitam dan celana panjang santai, rambutnya sedikit basah, mungkin baru mencuci muka. Tatapannya langsung jatuh pada bingkai foto di tangan Jasmin.“Itu dari mana?”“Laci meja perpustakaan. Mungkin sudah terselip bertahun-tahun.” Jasmin tersenyum, menyerahkan foto itu.Reyan menerimanya, menatap lama wajah kecil mereka di foto. “Lucu ya… Kita dulu hanya tahu cara bermain bersama. Sekarang, kita bahkan harus berpikir dua kali sebelum sekadar mengge

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 56

    “Apa kau pernah membayangkan hidup kita seperti ini sebelumnya?”Pertanyaan itu keluar dari bibir Jasmin saat tubuhnya masih terbaring di sisi Reyan. Mereka saling membelakangi, tapi udara di antara mereka tak pernah benar-benar jauh. Hening. Tapi tidak dingin. Justru nyaman.“Tidak pernah,” jawab Reyan akhirnya, suaranya parau. “Aku bahkan pernah berharap tidak akan pernah terjadi.”Jasmin tersenyum tipis, meski Reyan tak melihatnya. “Tapi kau juga tidak lari.”“Aku berhenti lari sejak pertama kali kau menatapku bukan sebagai kakak.”Jasmin perlahan memutar tubuhnya. Menatap punggung Reyan yang hangat, kokoh, tapi diam-diam juga rapuh.“Aku takut kehilanganmu,” bisiknya.Reyan ikut berbalik. “Kau tidak akan kehilangan aku, Jasmin. Kecuali kau yang memintanya.”Mata mereka saling menatap. Tak ada keraguan di sana. Hanya dua jiwa yang sama-sama hancur, tapi tak lagi ingin bersembunyi.Jasmin menarik napa

  • Terjebak Cinta Kakak Tiri   BAB 55

    “Aku sudah bilang padamu, Jasmin. Kita tidak perlu membuktikan apa pun pada siapa pun.”Reyan menatap gadis itu dari balik setir mobil. Ia menghentikan laju kendaraan di tepi danau yang sepi, jauh dari rumah, jauh dari mata-mata yang mungkin menghakimi. Di luar, cahaya temaram menyapu permukaan air, membuat danau itu tampak seperti cermin yang memantulkan rahasia mereka.Jasmin menoleh, menatap Reyan dalam-dalam.“Tapi kenapa tetap terasa… seolah kita mencuri sesuatu yang bukan milik kita?”Reyan mematikan mesin, memutar tubuhnya untuk menatapnya. “Karena selama ini kita diajarkan bahwa cinta harus sesuai bentuk. Harus lurus. Harus bisa dijelaskan. Tapi nyatanya… rasa tidak pernah menanyakan siapa kita. Ia hanya memilih.”Jasmin menunduk, memeluk tubuhnya sendiri. “Aku takut suatu hari kamu menyerah.”“Aku tidak akan menyerah,” Reyan menyentuh pipinya dengan telapak hangat. “Aku sudah kalah terlalu lama, Jasmin. Kalah melawan ras

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status