Suara detak jam dinding bergema pelan. Ruangan itu tidak terlalu terang, hanya cahaya dari lampu baca di meja yang menyinari sebagian sofa. Reyan tertidur dengan posisi setengah duduk, kepalanya bersandar ke sandaran, dan lengan kirinya masih menggenggam tangan Jasmin yang kini duduk bersila di lantai, mengamati wajahnya.Tatapan Jasmin tidak berpindah. Ia seperti sedang menghafal garis wajah Reyan—tulang pipi, rahang tegas, bulu mata yang lebih panjang dari yang seharusnya dimiliki seorang pria. Semua yang dulu tampak biasa, kini terasa penting.Perlahan, ia menggerakkan jari-jarinya, menelusuri pergelangan tangan Reyan. Ada denyut di sana. Tenang. Konsisten. Seolah waktu bisa berhenti selama jantung itu tetap berdetak.“Rey…” bisiknya.Reyan bergeming. Matanya tetap tertutup, tapi bibirnya bergerak. “Hmm?”“Kalau semua ini hanya mimpi… aku harap aku tidak terbangun.”Reyan membuka matanya perlahan, menoleh padanya. Tatapan mere
最終更新日 : 2025-07-30 続きを読む