"Maaf, Fiona. Aku sudah berjanji padamu, tapi aku sudah gagal berkali-kali."Di halaman, Fiona duduk di samping Fandy sambil menggelengkan kepalanya pelan."Jangan katakan itu. Keluarga kerajaan diam-diam mengawasi. Kalau krisis ini tidak diselesaikan, hari-hari yang kita lalui nggak akan pernah damai."Begitu menyadari bahwa wanita ini pengertian, Fandy menyentuh pipi Fiona, matanya dipenuhi kelembutan."Ngomong-ngomong, apa masih ada kabar tentang Leluhur Kelima?""Ya, mungkin sudah meninggal."Meskipun kata-katanya agak blak-blakan, setelah hampir dua tahun tanpa kabar pun, kematiannya memang sudah dipastikan.Untungnya, Fandy, menantunya, tiba-tiba muncul. Kalau tidak, Akbar pasti akan benar-benar gelisah. Namun, sampai masalah Keluarga Kerajaan terselesaikan, Akbar memang masih merasa gelisah."Fandy, tamu pertama sudah datang."Suara Nenek Wulan terdengar dari luar. Fandy pergi bersama Fiona. Karena sudah berselisih secara terbuka dan menyeluruh dengan Keluarga Kerajaan, Fandy pa
Baca selengkapnya