Matahari belum benar-benar tinggi, tapi cahayanya sudah menyusup masuk melalui sela-sela tirai, menghangatkan lantai kayu kamar. Suara burung belum terdengar, tapi angin siang mulai menggantikan embun pagi.Sua terbangun dengan napas berat. Kelopak matanya terasa berat, namun jam tubuhnya tak pernah gagal. Ia menoleh ke arah jendela, tampak matahari sudah naik, condong, hampir mencapai posisi Shi Si.“Nona, Anda sudah bangun?” suara Bae Ya terdengar pelan dari sudut kamar. Ia baru saja selesai menyalakan kembali lentera kecil, wajahnya tampak lega melihat Sua menggeliat pelan di atas ranjang.Sua mengangguk perlahan, lalu mengusap wajahnya yang masih terasa berat. “Sudah jam berapa?”“Sebentar lagi mendekati waktu Shi Si, Nona,” jawab Bae Ya, menghampiri dengan langkah ringan. “Apakah Anda memerlukan sesuatu?”Sua duduk di tepi ranjang, menarik napas dalam-dalam. “Tolong siapkan biji labu, bawang putih, kulit delima, dan akar bit. Ambil yang paling segar dari dapur. Jangan sampai ada
Last Updated : 2025-05-18 Read more