Semua Bab Sentuhan Panas Senior Galak: Bab 11 - Bab 20

"Eh, nggak ya, aku nggak tahu Kak Saga di sini," ralat Nada cepat. Jangan sampai Kak Sindu salah paham akibat melihatnya berdua di sini. Padahal jelas-jelas tidak disengaja. Saga langsung memungut mug kopi miliknya, membawa menjauh dari tempat itu tanpa menjelaskan satu patah kata pun. "Eh, mau ke mana Bro, ini Nada ditinggalin!" seru Kak Sindu masih terdengar resek. Pria itu berlalu cuek. "Aku emang nggak bareng dia kok," seru Nada menepisnya. Niat dia juga tadi bersantai di depan teras Villa sendirian, mana tahu Kak Saga di sana. Nada langsung masuk ke Villa dengan wajah kesal. Mendudukan tubuhnya di bibir ranjang. Nimas dan Syfa juga menyusul masuk ke kamar. Padahal waktu masih menunjukkan pukul sebelas lebih lima belas menit, rupanya mereka juga sudah mengantuk. Padahal di luar sana masih ramai dan terdengar sayu-sayu petikan gitar sembari bernyanyi. "Nad, nggak ikut bakar-bakar? Seru loh, di luar masih banyak yang tampil." "Nggak Fa, dingin," jawab Nada sembari mengg

"Makasih," Nada mengangguk sembari menerima dari tangannya. Tanpa ingin berlama-lama bertemu tatap dengannya, Nada langsung beranjak begitu saja. Setelah serangkaian acara bonding selesai, dia pun buru-buru berkemas, bersiap meninggalkan Villa bersama rombongan lainnya. "Ikut mobil siapa?" tanya Nimas tengah memasukan barang bawaan ke tasnya. "Nggak tahu, siapa aja yang penting sampai rumah." Mereka berdua berjalan keluar, menunggu di halaman Villa. Beberapa di antara lainnya sudah masuk mobil. "Sini masih kurang satu," seru Kak Zian jelas mempersilahkan siapa pun boleh ikut mobilnya. "Aku mau Kak," sahut Nimas dengan senang hati. "Nad, aku ikut mobil Kak Zian ya." "Aku ditinggalin gitu. Kamu entaran aja bareng sama aku." "Maunya begitu, tapi ini kesempatan langka. Kapan lagi bisa nebeng Kak Zian." Walaupun berdesakan, pasti rela demi bisa satu mobil dengan senior satu ini. "Terus aku gimana?" Nada terlihat galau. Padahal juga tidak mungkin ditinggal. Sindu pas

"Selamat beristirahat adik-adik, jaga kesehatan, persiapkan untuk dua hari ke depan!" ucap Sindu sebelum menutup dengan salam. Gladi bersih selesai tepat pukul empat sore. Adik-adik maba dipersilahkan langsung pulang ke rumah masing-masing guna menyiapkan tenaga untuk hari H. Sementara Nada dan seluruh cofas masih harus melakukan evaluasi. "Ya ampun ... panas banget hari ini," keluh Nimas merasa begitu haus. Mengipas-ngipas wajahnya dengan topi yang baru dilepas. Dia langsung bergegas mengambil air mineral di dalam tasnya sebelum kembali berkumpul di ruang panitia. Nada mengikutinya dengan langkah lesu. Moving yang lumayan berat, jelas menguras banyak energi. Untungnya masih kuat walaupun agak sempoyongan. "Haus banget, nih minum!" Gadis itu menyodorkan air mineral sisa miliknya. Nada langsung meneguk tanpa protes. Hingga isi di dalam botol yang tadinya masih separonya tandas tak tersisa. Keduanya langsung bergabung bersama cofas yang lain guna melakukan evaluasi usai gl

"Udah? Tadi seneng kenapa?" tanya Nimas setelah Nada keluar bersih diri. "Ya, gantian sana! Senang aja ospeknya berjalan lancar." "Oalah ... kirain apaan? Aku pinjam pajamas kamu ya." "Siap, ambil saja di lemari." Hampir saja Nada lupa, kalau dia menyimpan benda penting yang belum dipakai itu di lemarinya. "Nim, aku ambilin yang bersih. Kamu sana mandi, nih handuk bersihnya," ujar Nada cepat. Untungnya selangkah lebih gesit dari tangan Nimas yang hampir membuka pintu lemari. Tidak bisa dibayangkan, pasti akan heboh dengan banyak pertanyaan kalau tahu Nada menyimpan benda keramat itu. "Lebih baik besok aku buang saja, tidak penting lagi," batin Nada menepikan di tempat yang aman. Setelah kedapatan tamu bulanan, sudah tidak butuh tespack lagi. "Thanks God, akhirnya aku bisa tidur tenang." Dan perpaduan kasur empuk dan bantal yang nyaman, membuatnya cepat terlelap. Apalagi memang keadaannya sedang lelah plus sudah malam. Nimas juga nampak pulas tidur di sebelahnya setelah be

"Ada apa ini Saga, kenapa kamu narik-narik perempuan kaya gini?" tanya seorang wanita membuat keduanya menoleh kaget. Terutama Saga yang tidak pernah menyangka kalau ibunya pulang secepat ini. Damn it! "Mom, bukan apa-apa, dia kayaknya salah alamat. Kamu sebaiknya pulang," ujar Saga menatapnya tajam. Memberi kode lewat matanya agar Nada mau beranjak dari sana. Namun, nyatanya hal itu tidak mempan sama sekali. Nada mengabaikan peringatan Saga dan malah menyapa ibunya pria itu dengan sopan. Terlanjur kecewa dengan ungkapan Saga kemarin dan sikapnya hari ini yang jauh dari kata gentleman, membuatnya tak menggubris sama sekali peringatan darinya. Bodo amat tanggapan kedua orang tua Saga nanti, dia sedang berusaha. "Selamat sore Tante, saya Nada, saya mau ketemu sama Tante," ujar Nada sopan. Orang yang sedari ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Nada tidak mau distir Saga yang jelas-jelas menolak dirinya. Berharap kedua orang tua Saga mau membantunya. Nada hanya korban, tidak a