Luis menatap senyuman manis Anggi. Rasanya seumur hidup pun tak akan cukup untuk menikmatinya.Anggi menuangkan secangkir teh, meneguknya, lalu meletakkan cangkir sebelum menoleh ke Luis. Dia juga menuangkan secangkir untuknya.Luis merangkai bunga, memangkas batang-batangnya. Dengan bibir sedikit terbuka, dia mendekat pada Anggi. "Terima kasih, istriku."Anggi menatapnya dengan manja, lalu mendekatkan cangkir teh ke bibir Luis.Luis menyesap sedikit, lalu meneguk lagi. "Hmm, harum sekali.""Mau lagi?"Luis menggeleng, baru kemudian Anggi meletakkan cangkir itu. Dia segera mengambil vas bunga yang sudah dibersihkan Mina, lalu meletakkannya di meja. Setelah duduk, dia berkata, "Hari ini Mina bercerita padaku tentang urusan Daud.""Daud? Bukannya cuma urusan pernikahan?""Mina bilang, Aska pernah meramal pernikahan Daud, sepertinya hasilnya kurang baik."Luis mengusap keningnya. "Dia dan Nona Najwa jelas berjodoh, malah dia sendiri yang meminta pernikahan ini, bagaimana bisa disebut kura
Baca selengkapnya