Aroma hangus yang menyengat memenuhi setiap sudut dapur, membuat hidung Alfonso berkerut tidak nyaman. Di atas meja pantry, dua buah cupcake cokelat tergeletak dengan penampilan mengenaskan. Cupcake pertama, hasil karya Ella, bentuknya retak-retak seperti tanah kering. Sementara cupcake kedua, milik Lessa, tidak lebih baik dari Ella, warnanya hitam legam seperti arang. Sedangkan sang pemilik maha karya, wajahnya berantakan dengan noda tepung di wajah dan rambutnya. Namun, ekspresi mereka menunjukkan kelegaan karena berhasil menyelesaikan maha karyanya. Suara langkah kaki mendekat terdengar, Alfonso dan dua gadis itu menoleh ke asal suara. Alessio muncul di ambang pintu dapur. Ia refleks menutup hidung menggunakan punggung tangan. Keningnya berkerut dalam. “Astaga, apa baru saja terjadi kebakaran di sini?” tanya Alessio sedikit panik. "Alessio! Kemarilah, cicipi mahakarya kami!” ajak Lessa antusias dengan senyum jahil. Alessio mendekat dengan ragu-ragu. Matanya jatuh pad
Last Updated : 2025-06-25 Read more