“Satu, dua, tiga, kejut!” perintah dokter menggema, tegas dan penuh urgensi. Tubuh Daren tersentak keras saat arus listrik dari defibrilator menyentuh kulit dadanya. Namun, garis lurus di layar elektrokardiograf tidak berubah. Tubuh Ella limbung hingga nyaris jatuh jika Lorenzo tidak merengkuhnya dengan kuat, lengannya melingkar di pinggang gadis itu. “Tolong… selamatkan dia. Aku mohon, Tuhan, biarkan aku lihat dia selamat,” bisik Ella, suaranya samar, tenggelam dalam kebisingan keadaan yang mencekam. “Kejut lagi!” perintah dokter. Tubuh Daren tersentak sekali lagi. Air mata Pamela mengalir, matanya penuh ketakutan akan kehilangan anak sulungnya. Tubuhnya sudah dingin dan lemas hingga ia bersandar di dinding. Ella di luar ruangan menangis histeris. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin menggantikan irama yang hilang dari Daren. Gadis itu menutup mulutnya, menahan jeritan. Tubuhnya gemetar dalam rengkuhan Lorenzo. “Kumohon, Daren, bertahanlah, aku mencintaimu,” li
Last Updated : 2025-05-03 Read more