Secercah cahaya putih menyilaukan membuat mata Ella berkedip-kedip, kesulitan membuka mata. Bunyi elektrokardigraf mengalun lembut di telinganya diikuti oleh aroma antiseptik yang menyengat hidungnya. Ia memperhatikan sekitarnya, hingga menyadari bahwa dirinya sekarang berada di ranjang rumah sakit, dengan selang infus menusuk lengannya yang pucat. “Bagaimana keadaanmu?” Suara bariton Lorenzo membuat Ella menoleh dengan lemah, kepalanya terasa berat. Pria itu duduk di kursi samping ranjang. Tangan Lorenzo menggengam erat tangan gadis itu. “Kau benar-benar membuatku ketakutan,” bisik Lorenzo dengan suara parau. Suaranya sedikit bergetar. Nada yang hampir tidak pernah Ella dengar dari pria yang tegas sepertinya. Bahkan mata tajamnya itu melembut melihat kerentanan Ella. “Tidak sadarkan diri selama berjam-jam, kau membuatku tidak bisa bernapas dengan baik, Ella.” “Ocehamu tidak akan membuat keadaanku lebih baik, Lorenzo,” balas Ella dengan suara lemah, nyaris seperti bi
Terakhir Diperbarui : 2025-05-13 Baca selengkapnya