Semua Bab Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir : Bab 91 - Bab 100

Bab: 91 "Apa? papa mau menikah lagi?" kaget Arsen setelah menerima panggilan telepon dari sang papa. "Bukankah papa hanya mencintai mama?" tanya Arsen yang tidak habis pikir dengan sang papa. "Ini akan menjadi kejutan untuk kamu dan juga menantu papa, tugas kamu hanya datang ke acara pernikahan papa yang sederhana ini," kata papa kim. "Papa serius? Mama akan sedih mendengar berita ini, mama masih mencintai papa seperti dulu, aku berharap papa dan mama dapat bersama kembali," ujar Arsen. "Takdir tidak ada yang tahu boy, jangan lupa bawa Nayra di acara pernikahan papa nanti, satu lagi, tugas kamu buat cucu untuk papa yang banyak, jika tidak, papa akan buatkan adik kecil untuk kamu!" kata papa kim sambil terkekeh di seberang telepon. "Pa, jangan macam-macam! aku tidak ingin punya adik lagi di umur segini, apalagi di usia ku yang seharusnya memberikan cucu untuk papa dan mama, bukan sebaliknya," bantah Arsen. "Kamu sudah menikah nak, papa tidak ingin merasa kesepian la

Bab: 93 "Boy, kamu tidak menginap disini malam ini?" tanya papa Kim. "Lain kali saja pa, aku akan pulang kerumah dengan istriku, biar papa dan mam lebih leluasa malam pertamanya," goda Arsen yang membuat pipi Liliana memerah karena merasa malu, dan papa kim merasa salah tingkah sendiri. "Ternyata kamu paling paham ya boy," kata papa kim. "Sudah-sudah, kalian pembahasannya kemana sih?" ucap mama Liliana yang mengalihkan pembicaraan. "Mas, udah ihh malu," kata Nayra ikut mencubit suaminya gemes. "Sayang, kamu mulai nakal ya, ayo kita pulang," ajak Arsen. "Ma, pa, kami pulang dulu ya, lain kali kamu akan menginap disini," ujar Arsen. "Baiklah, jangan lupa buatkan cucu untuk papa dan mama ya," celetuk papa Kim. "Otw pa." Setelah itu keduanya mulai berpamitan kepada kedua orangtuanya. Tidak lama kemudian, mereka berdua telah tiba di kediaman Nayra. Arsen dan Nayra berniat akan pindah rumah satu Minggu lagi, karena Arsen sudah mempunyai rumah sendiri, pengusaha muda nan

Bab: 95 Keesokan harinya, Alvaro menepati janjinya kepada sang putra, yaitu akan datang kerumah untuk melamar wanita yang dicintai oleh Putranya, Zacky. Setelah pembicaraan kemarin, Zacky langsung memberi kabar kepada Mira, bahwa keluarganya akan mendatangi rumah Mira hari ini. Sementara itu, di lain tempat, Mira tampak tidak percaya dengan tekad dan keyakinan Zacky yang ternyata perkataannya tidak lah main-main. Mira menepuk-nepuk pelan pipinya, pertanda apa yang didengarnya barusan itu bukanlah mimpi belaka. Ia meyakinkan hatinya berulang kali bahwa ini adalah kenyataan. Siapa sangka seorang bos dari perusahaan besar itu, ternyata diam-diam menyukainya, dan langsung mengatakan tujuannya untuk melamar dirinya hari ini juga. "Aww," teriak Mira merasa kesakitan karena mencubit tangannya sendiri. "Ternyata ini kenyataan," gumamnya. Segera ia menghampiri sang ayah dan memberitahu jika Zacky memang benar-benar berniat serius ingin melamarnya hari ini, meskipun semalam Za

Bab: 97 Dilain tempat, "Guys, kok bisa ya? Mira dan pak Zacky gak masuk barengan gini?" Kayla mulai menggosip. "Positif thinking aja, mungkin Mira sakit, dan pak Zacky ada kesibukan lainnya," celetuk salah satu teman Kayla. "Gue jadi curiga, kalau di antara mereka ada apa-apanya," kata Kayla. "Terus kalau Mira dan pak Zacky ada apa-apanya urusan Lo apa sih?" timpal Aina yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka para julid itu. "Ya gabisa dong, Gue dan pak Zacky itu udah mau di jodohin sama bokap gue, lo aja yang gak tau," ketus Kayla. Aina tersenyum mengejek, "modelan kayak pak zacky gak akan mau sama Lo, lagian bokap Lo siapanya pak Zacky sih? seenak jidatnya aja main jodohin," timpal Aina tidak terima. "Kenapa Lo? sirik sama gue? gak terima Lo hah? tapi ini kenyataannya!" Kayla mulai bar-bar. "Apa Lo? mau maju? maju sini, gue gak takut sama Lo!" tantang Aina. "Kalian jangan berantem kayak anak-anak gini, pak zacky bisa pecat kalian kapanpun yang dia mau

Bab: 99 Siang hari, waktu istirahat telah tiba, Hari ini Nayra pulang lebih cepat dari pada biasanya, lusa ia akan mengelola rumah sakit yang dibangun untuknya oleh sang Daddy dan adiknya. "Aku gak tau, tiba-tiba aku merindukan suamiku," batinnya yang berjalan keluar menuju gerbang rumah sakit. "Sebaiknya aku pulang saja, lalu masak dan mengantarkan makanan ke kantor suamiku, tidak! beli di restoran favorit suamiku lebih cepat, pasti dia bakal senang," gumamnya sambil tersenyum. Karena Nayra tidak membawa mobil, ia akhirnya memesan taksi lalu menuju ke perusahaan sang suami, sekaligus memesan makanan untuk makan siang Arsen di restoran favoritnya. tidak lama kemudian taksi telah tiba, Nayra dengan hati yang diliputi rasa bahagia, rasanya ia ingin segera tiba di perusahaan sang suami. "Pak, kita berhenti di restoran sebelah ya, hanya sebentar saja," kata Nayra kepada sopir taksi. "Baik, Bu." Taksi melaju dengan kecepatan sedang, tidak butuh waktu lama Nayra turun d