“Kamu ini, Ris! Bikin hilang selera saja kerjamu.” Ibu mertua mencibir diriku.“Hilang selera apa makin doyan, Bu? Kapan lagi bisa meras anak-anak malang itu, bisa makan enak setiap hari tanpa keluar duit. Kalau duit Ninik habis, kan tinggal nyalahin dia lagi!” balasku.Kemudian aku mengambil botol minum yang sudah penuh, memutar tutup dengan erat, lalu tersenyum ke arah mereka. Sungguh, bahagia sekali melihat keadaan saat ini. Semua tugas yang dulu kuemban, sudah berpindah pada Ninik.Sempurna!Saat hendak berlalu, aku menepuk pundak Perempuan itu. Tatapan kami beradu, begitu cepat, manik matanya bergetar.“Kuat-kuat, ya? Aku jalan dulu!” ucapku.“Memang kurang ajar sekali kamu, Ris. Apa urusannya denganmu sampai kamu ikut campur? Sejak awal aku datang ke sini, kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak akan peduli dengan urusan di rumah ini lagi, tapi sekarang kamu banyak omong, seolah yang paling bijak.” Ninik terdengar menggebu-gebu.Aku menghela napas, berat sekali jika harus menj
Last Updated : 2025-05-15 Read more