Hujan mulai turun tipis saat Rey membawa Aura menuju mobilnya. Tubuh Aura meringkuk dalam pelukannya, bukan karena takut, tapi karena marah. Dan Rey bisa merasakan itu dari napas istrinya yang memburu, dari tubuh yang tak benar-benar bersandar, dan dari mata yang sama sekali tidak menatapnya sejak mereka keluar dari dapur Seventy Eight.Pintu mobil terbuka otomatis. Rey memasukkan Aura ke jok penumpang dengan satu tarikan lembut namun tegas. Ia memutari mobil, masuk ke kursi pengemudi, dan menyalakan mesin. Hening. Hanya suara mesin yang mengalun lembut dan suara hujan memukul kaca depan, menjadi musik latar yang mengiringi kemarahan yang masih dibungkus kesunyian.“Aku benci kamu,” gumam Aura lirih, menatap keluar jendela.Rey menoleh. “Kalau kamu benci, kenapa kamu tidak menendangku waktu aku gendong barusan?”Aura menghela napas tajam. “Kalau kutendang, kamu pasti akan jatuh ke genangan dan bisa jadi kamu drama cedera, lalu Clarissa datang lagi untuk menyelamatkanmu.”“Aura,” Rey
Last Updated : 2025-06-15 Read more