Jakarta sore itu diguyur hujan ringan. Langit mendung, tapi tidak segelap beberapa hari terakhir di hati keluarga Santiago.Di kamar utama mansion, Elera duduk memeluk kedua anak kembarnya yang tertidur di pelukannya. Wajahnya masih pucat, matanya sembab, namun ada sedikit warna yang kembali ke pipinya saat Maya masuk ke kamar, membawa kabar yang sejak tadi ditunggu-tunggu.“Leon… dia selamat, Ler. Operasinya berhasil,” ucap Maya pelan, tapi cukup jelas.Elera terdiam. Lalu air matanya jatuh—bukan karena duka, tapi karena lega yang hampir tak berani ia harapkan. Ia menggigit bibir, mengatur napas, lalu menunduk mencium kening kedua bayinya.“Terima kasih, Tuhan…,” bisiknya.Tak lama, Alva pun berlari masuk ke kamar, entah siapa yang memberitahunya, tapi bocah itu tak butuh banyak kata. Ia langsung memeluk mamanya dengan kencang.“Papa selamat, ya, Ma?” tanyanya dengan mata membulat.Elera mengangguk sambil tersenyum meski air mata belum sempat berhenti. “Iya, sayang. Papa sudah aman.”
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya