Suasana meja makan pagi ini terasa dingin, bukan karena udara, melainkan karena jarak yang tiba-tiba tercipta di antara Ivy dan Evan. Mereka duduk berhadapan, namun seolah-olah dipisahkan oleh dinding tak kasatmata. Mereka makan dalam diam, masing-masing larut dalam pikirannya sendiri. Beberapa kali Ivy menatap ke luar jendela, menghindari mata Evan. Setelah beberapa detik berlalu, Evan akhirnya menghela napas. “Baiklah, kita akan tinggal di rumah kamu selama dua minggu. Setelah itu, kamu pindah ke rumah saya,” kata Evan tiba-tiba. Ivy menghentikan kunyahannya. Ia menatap Evan yang saat itu juga sedang memandangnya lekat. “Cuma dua minggu?” tanyanya memastikan. “Iya. Dua minggu, atau tidak sama sekali,” jawab Evan lugas. “Terus nanti kalau saya tinggal di rumah kamu, siapa yang bakal tempatin rumah saya? Saya nggak mau rumah saya jadi kosong,” jelas Ivy panjang lebar, nada suaranya mulai terdengar resah. “Sebaliknya, kalau saya tinggal di rumah kamu, siapa yang bakal ting
Last Updated : 2025-05-19 Read more