Amna mengusap pipi anak-anaknya bergantian, berminyak dan berdebu, jauh dari kata bersih."Kalian jadi item begini, dekil sekali, abis main di mana, hm?" Amna coba tersenyum dengan mata berkaca-kaca, perih melihat kedua anaknya seakan tidak terawat. Fifin maju, dia berdiri di dekat Adelia."Ah, mereka pasti abis main di jalanan sama temen-temen. Kalian ngejer-ngejer bus besar lagi?" Fifin memberi kode agar dua anak itu tidak membocorkan rahasia. "Mereka senang sekali mendengar bunyi klakson mobil-mobil besar itu, Am," kilah Fifin. Amna menatap lekat pada kedua anaknya. Ada pikiran aneh yang mulai terbesit di otak Amna, dia menolak untuk memaklumi ini. Hanya saja Amna pun tidak mungkin menuduh yang tidak-tidak tanpa bukti."Iya, Mah. Kita abis main, kok!""Kalian main di jalan sama siapa? Kenapa bawa ukulele begini?" tanya Amna curiga. "Sebelum main kan mereka kerja kelompok. Kalian disuruh bermain alat musik di sekolah, ya? Adelia dan Adelio pasti habis latihan bersama teman-teman,
Terakhir Diperbarui : 2025-04-29 Baca selengkapnya