Semua Bab Gairah Cinta CEO dan Peramalnya: Bab 21 - Bab 30

111 Bab

Bab 21: Antara 2 Pria

Malam itu, setelah restoran tutup, Anya masih duduk di booth tarotnya sambil merapikan kartu-kartu yang tadi seharian dia pakai. Kepalanya masih dipenuhi dengan kata-kata Nathan."Hati-hati, Anya. Beberapa hal lebih baik nggak diungkap dengan tarot."Apa maksudnya? Kenapa rasanya seperti peringatan?Anya menghela napas panjang. Dia bukan tipe yang gampang parno, tapi instingnya bilang kalau pria itu bukan hanya pelanggan biasa.Saat dia sedang tenggelam dalam pikirannya, ponselnya bergetar. Sebuah pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal muncul di layar.Nomor Tak Dikenal:"Kita akan bertemu lagi. Jangan terlalu dalam menggali sesuatu yang belum saatnya diketahui."Jantung Anya langsung berdetak lebih cepat.Anya (dalam hati): "Gila! Ini pasti Nathan!"Dia mengetik cepat.Anya: "Lo siapa sebenarnya? Kenapa kirim pesan kayak gini?"Tidak ada balasan.Merasa nggak nyaman, Anya buru-buru membereskan barangnya dan keluar dari restoran. Saat berjalan menuju parkiran, dia merasa ada yang mengi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 22: Rahasia yang Terkubur

Reza menatap Anya dengan ekspresi serius, lalu bersandar di sofa apartemen Anya sambil melipat tangan di dada.Reza: "Jadi, kesibukan lo sekarang apa?"Anya meletakkan gelas kopi di meja dan tersenyum kecil.Anya: "Gue baru mulai kerja di restoran Rio. Jadi peramal tarot di booth kecil di sana."Reza mengangkat alis.Reza: "Peramal di restoran? Gimana tuh?"Anya mengangkat bahu.Anya: "Ya, seru. Booth gue rame, banyak yang penasaran. Bahkan ada yang datang tiap hari cuma buat ditarot lagi."Reza terkekeh.Reza: "Jadi lo udah punya fans?"Anya tertawa kecil, lalu menyesap kopinya.Anya: "Mungkin. Tapi yang lebih penting, ini pekerjaan yang gue suka."Reza mengangguk, lalu mendekat sedikit.Reza: "Gue juga punya kabar, nih."Anya menatapnya penasaran.Reza: "Sekarang gue udah dipercaya sama Papi. Gue yang pegang salah satu perusahaan keluarga, dan gue jadi CEO muda."Anya terbelalak.Anya: "Wow. Jadi akhirnya lo keluar dari kafe?"Reza tertawa.Reza: "Nggak. Kafe tetap ada, cuma sekaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 23: Makan Malam Penuh Godaan

Anya menatap Nathan tanpa berkedip. Ada begitu banyak pertanyaan di kepalanya, tapi entah kenapa, mulutnya terasa terkunci.Nathan hanya duduk tenang, seolah menunggu Anya berbicara lebih dulu.Anya: "Lo hilang dua tahun. Tiba-tiba datang, minta bantuan. Gue harus percaya sama lo?"Nathan tersenyum tipis, tapi senyumnya tidak lagi terasa akrab seperti dulu.Nathan: "Anya, gue nggak punya banyak waktu. Gue cuma bisa bilang, ada sesuatu yang harus lo tahu. Tapi kalau lo nggak mau terlibat, gue ngerti."Anya mengerutkan kening.Anya: "Kalau gue nolak, lo bakal pergi lagi?"Nathan diam sejenak, lalu mengangguk pelan.Nathan: "Iya."Anya menghela napas. Di satu sisi, dia ingin menjauh dari segala kerumitan ini. Tapi di sisi lain, rasa penasarannya terlalu besar.Dia menatap Nathan dengan serius.Anya: "Oke. Gue dengerin."Nathan menatapnya dalam-dalam, lalu bersandar ke kursinya.Nathan: "Lo masih ingat malam terakhir sebelum gue hilang?"Anya mengingatnya. Malam itu, Nathan mengirim pesan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 24: Rahasia yang Mulai Terungkap

Setelah makan malam yang penuh godaan, Anya pulang ke apartemennya dengan kepala penuh pertanyaan. Reza selalu berhasil membuatnya berdebar, tapi juga frustasi. Dia terlalu tenang, terlalu percaya diri.Saat hendak tidur, ponselnya bergetar. Notifikasi pesan masuk.Reza: “Udah di apartemen? Jangan tidur terlalu malam.”Anya menatap layar sebentar sebelum membalas.Anya: “Iya. Lo sendiri?”Tak butuh waktu lama, pesan balasan datang.Reza: “Masih di jalan. Lo kepikiran gue, ya?”Anya mendengus, tapi senyum kecil muncul di bibirnya.Anya: “Lo yang gangguin gue terus.”Tidak ada balasan setelah itu. Anya akhirnya meletakkan ponselnya dan mencoba tidur.Namun, di tengah malam, dia terbangun dengan gelisah.Mimpi aneh datang lagi.Dalam mimpinya, dia melihat Reza berdiri di depan sebuah gedung besar. Wajahnya lebih serius dari biasanya, matanya menyimpan sesuatu yang kelam. Di sekelilingnya, ada beberapa pria berjas hitam berbicara dengan nada tegas. Salah satu dari mereka menyerahkan sebua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 25: Jaring-Jaring Misteri

Anya menggigit bibirnya. Dia tahu, setelah ini tidak akan ada jalan kembali. Tapi dia butuh jawaban.Anya: "Gue mau tahu."Reza menatapnya lama, lalu menghela napas.Reza: "Gue bukan orang baik, Anya. Banyak hal yang nggak bisa gue ceritain ke lo. Tapi kalau lo tetap maksa, gue kasih sedikit clue."Anya mengangguk pelan.Reza: "Lo tahu gue anak orang kaya. Tapi gue gak pernah cerita gimana cara keluarga gue dapetin semua itu."Anya menelan ludah.Anya: "Maksud lo?"Reza melirik sekeliling, lalu merendahkan suaranya.Reza: "Dunia bisnis itu kotor, Anya. Lebih banyak permainan di belakang layar daripada yang lo bayangin."Anya mulai merasa ada yang aneh.Anya: "Lo bilang kayak gitu karena lo pernah terlibat?"Reza tersenyum miring.Reza: "Gue gak sepolos yang lo kira. Gue pernah ngalamin hal yang mungkin bakal bikin lo mikir ulang buat dekat sama gue."Anya mengerutkan kening.Anya: "Lo ngomong seakan-akan lo penjahat."Reza tertawa pelan, tapi tidak ada humor di matanya.Reza: "Bisa di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 26: Pesan dari Masa Lalu

Anya tiba di restoran Rio dengan langkah mantap, meski hatinya masih penuh tanda tanya. Malam ini restoran tampak lebih sepi dibanding biasanya. Hanya ada beberapa pelanggan yang duduk di sudut-sudut, menikmati makan malam mereka.Rio sudah menunggu di salah satu meja dekat jendela. Begitu melihat Anya, dia melambaikan tangan."Gue pesan teh hangat buat lo," kata Rio begitu Anya duduk. "Kelihatan lo butuh sesuatu yang nenangin."Anya menatapnya curiga. "Mau ngomong apa?"Rio menghela napas dan menyandarkan punggungnya ke kursi. "Lo pernah denger nama Larasati, kan?"Anya langsung siaga. "Sering. Tapi nggak pernah ketemu orangnya. Siapa dia sebenarnya?"Rio menggulirkan jemarinya di atas meja, tampak ragu sebelum akhirnya bicara. "Larasati itu... dulu pacarnya Reza."Jantung Anya serasa berhenti berdetak sesaat. "Apa?"Rio mengangguk. "Dan lebih dari itu, dia juga anaknya mamiku."Otak Anya berusaha memproses informasi ini. "Jadi... dia adik tiri lo?""Iya." Rio menghela napas lagi. "T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 27: Ketegangan di Kafe

Ponsel Anya bergetar di atas meja kafe, menampilkan nama Reza di layar. Anya melirik sekilas ke arah El sebelum mengangkat teleponnya."Halo?" suara Anya terdengar santai, tetapi ada sedikit ketegangan."Kamu di mana?" suara Reza terdengar dalam dan tajam."Di kafe.""Sama siapa?"Anya menghela napas. "Aku lagi ngobrol sama El."Hening. Beberapa detik berlalu tanpa jawaban, lalu terdengar tarikan napas panjang dari Reza. "Kenapa kamu ketemu dia?"El mengangkat alis, sepertinya bisa menebak situasinya. Anya menjauhkan ponsel sedikit dari telinga, merasa suasana mulai berubah."Dia cuma cerita sesuatu. Bukan urusan besar.""Bukan urusan besar?" suara Reza sedikit meninggi. "Anya, dia pria yang pernah masuk penjara karena kasus kekerasan."Anya menggigit bibir. "Aku tahu, aku juga bukan anak kecil. Aku bisa jaga diri.""Dengar, aku nggak suka kamu sendirian sama dia."Anya memutar matanya. "Oh? Sejak kapan kamu punya hak buat atur siapa yang bisa aku temui?""Sejak aku peduli sama kamu."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 28: Tegas atau Cemburu

Sesampainya di parkiran apartemen, Reza turun lebih dulu dan melepas helmnya. Anya mengikuti, melepaskan helm dan menyerahkannya pada Reza."Terima kasih sudah mengantarku," kata Anya, mencoba meredakan ketegangan.Reza menerima helm itu tanpa menjawab. Matanya masih tajam menatap Anya. "Kamu nggak akan ketemu El lagi, kan?"Anya mendesah. "Aku nggak bisa janji, Reza. Dia teman lama.""Teman lama yang punya kasus hukum. Kamu sendiri yang bilang kamu nggak suka red flag, kan?"Anya terdiam. Reza punya poin di situ.Tapi tetap saja, cara Reza mengontrolnya seperti ini membuatnya tidak nyaman. "Aku tahu kamu khawatir, tapi kamu nggak bisa maksa aku buat menjauhi seseorang."Reza mengusap wajahnya, tampak frustrasi. "Aku nggak maksa. Aku cuma..." Ia berhenti sejenak, seolah menahan diri. "Aku cuma nggak mau kamu kenapa-kenapa."Anya menatapnya lama. "Jadi ini karena kamu peduli?"Reza mendekat, hanya beberapa inci dari wajah Anya. Suaranya lebih rendah saat ia berkata, "Apa menurutmu aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 29: Rahasia yang Mulai Terkuak

Anya menghela napas panjang saat melihat ponselnya. Ada tiga agenda penting hari ini, El ingin bertemu sebelum kembali ke Singapura, Reza kemungkinan akan menunggunya di apartemen, dan booth tarot di restoran Maminya Rio tetap harus berjalan.Pilihannya sulit. Tapi dia harus menjalani semuanya.---Siang - Pertemuan dengan ElAnya duduk di salah satu sudut kafe, menunggu El yang tak lama kemudian datang dengan senyum tipis.El: "Aku senang bisa ketemu kamu lagi, Anya."Anya: "Aku juga, El. Jadi, apa yang mau kamu bicarakan sebelum balik?"El menatapnya sejenak, lalu menghela napas.El: "Aku tahu aku punya masa lalu yang buruk. Kasus itu... Aku nggak bisa membuktikan kalau aku nggak bersalah. Media langsung menghukumku sebelum pengadilan memutuskan."Anya mendengarkan dengan hati-hati.Anya: "Lalu, sekarang apa rencanamu?"El: "Aku ingin menata ulang hidupku. Tapi sebelum itu... Aku ingin tahu, Anya. Apa kamu percaya aku bersalah?"Anya terdiam. Matanya bertemu dengan tatapan El yang p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 30: Peringatan yang Mengusik

Anya menatap layar ponselnya, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Pesan dari nomor tak dikenal itu terasa seperti ancaman tersembunyi."Jangan cari tahu lebih jauh. Ini peringatan."Siapa yang mengirimnya? Apakah ini terkait dengan Larasati? Atau seseorang dari masa lalu Reza?Rio yang melihat perubahan ekspresi Anya segera bertanya.Rio: "Kenapa? Ada sesuatu?"Anya ragu sejenak sebelum menunjukkan pesan itu pada Rio. Matanya menyipit saat membaca pesan itu, lalu ia mendesah.Rio: "Aku tahu ini pasti akan terjadi."Anya: "Apa maksudmu?"Rio: "Mami selalu mengatakan bahwa rahasia yang terlalu lama terkubur akan menuntut untuk terungkap. Dan sekarang, seseorang tahu kalau kita mulai mencari tahu."Anya menggigit bibirnya. Firasat buruknya semakin kuat.Anya: "Menurutmu siapa yang mengirim pesan ini?"Rio: "Bisa siapa saja. Bisa seseorang dari keluarga Reza, bisa juga seseorang yang masih terhubung dengan Larasati."Anya terdiam. Kepalanya terasa penuh dengan pertanyaan yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status