Semua Bab Gairah Cinta CEO dan Peramalnya: Bab 31 - Bab 40

109 Bab

Bab 31: Perasaan yang Tak bisa Dipungkiri

Di bawah langit malam yang temaram, Reza dan Anya duduk berdua di balkon apartemen Reza. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, membawa ketegangan yang semakin terasa nyata.Reza menatap Anya dengan mata yang sulit diartikan, antara ragu, ingin, dan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar ketertarikan.Reza: "Anya... aku nggak bisa bohong lagi. Aku punya perasaan ke kamu."Anya yang tengah menyesap teh hangat hampir tersedak. Ia menatap Reza dengan ekspresi tidak percaya.Anya: "Apa?"Reza tersenyum kecil, seolah melihat ekspresi terkejut Anya adalah sesuatu yang menyenangkan.Reza: "Aku suka kamu, Anya. Bukan cuma iseng atau main-main. Aku tahu ini membingungkan, dan aku nggak maksa kamu buat ngerasain hal yang sama."Anya terdiam. Hatinya berkecamuk. Ia memang merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersama Reza. Ada ketertarikan yang tidak bisa ia abaikan, ada debaran yang lebih dari sekadar teman biasa.Anya: (menghela napas) "Jujur, aku juga ngerasa sesuatu yang nggak biasa kalau sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 32: Gejolak di Hati Anya

Setelah kejadian tadi, Anya masih merasakan hangatnya sentuhan Reza di keningnya. Perasaannya campur aduk, antara bahagia, bingung, dan sedikit takut. Ia tahu ada sesuatu yang nyata di antara mereka, tetapi apakah ia siap untuk menerimanya?Saat mereka berjalan keluar dari kafe, Reza tetap di sisinya, sesekali mencuri pandang ke arah Anya yang masih diam.Reza: (sambil memasukkan tangan ke saku celana) "Kamu masih kepikiran?"Anya menoleh, menatap pria itu dengan tatapan yang sulit ditebak.Anya: "Apa maksudmu?"Reza menyeringai kecil.Reza: "Tentang kita."Anya menghela napas. Ia ingin menjawab, tapi bibirnya terasa kaku. Ia bahkan belum benar-benar memahami perasaannya sendiri.Melihat itu, Reza tiba-tiba meraih tangan Anya, menggenggamnya lembut.Reza: (suara dalam dan tenang) "Aku nggak akan memaksamu, Anya. Tapi aku juga nggak mau kamu terus-terusan lari dari perasaanmu sendiri."Anya menatap tangan mereka yang saling bertaut. Ada getaran hangat yang mengalir, mengusik pertahanan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 33: Rahasia yang Tersembunyi

Anya masih terpaku dengan pengakuan Rio. Udara di antara mereka terasa berat, seolah ada sesuatu yang lebih besar yang belum terungkap.Anya: (mengusap pelipisnya, mencoba mencerna semuanya) "Jadi… Larasati adalah anak Nathan dan Tante Sisca. Dia juga pacarnya Reza. Dan kematiannya… mencurigakan?"Rio mengangguk pelan.Rio: "Aku nggak bisa bilang semua detailnya sekarang, tapi yang jelas, ada lebih dari sekadar kecelakaan dalam kematian Larasati."Anya menggigit bibirnya, pikirannya berkecamuk.Anya: "Reza tahu tentang ini?"Rio: (menatap Anya tajam) "Dia tahu… tapi nggak semua. Aku juga nggak tahu apa yang benar-benar dia ketahui, tapi aku yakin dia menyembunyikan sesuatu."Anya terdiam. Reza… pria yang semakin dekat dengannya, pria yang tadi pagi memeluknya dan mencium keningnya, ternyata menyimpan sesuatu yang lebih gelap dari yang ia duga.Anya: (suara pelan, hampir berbisik) "Aku harus cari tahu sendiri…"Rio menatapnya lama sebelum akhirnya berkata,Rio: "Kalau kamu mau masuk le
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 34: Ciuman Pertama dengan Reza

Anya menatap foto Reza dan Larasati dengan napas memburu. Kata-kata Rio tadi masih bergema di kepalanya."Larasati, tunangan Reza sebelum kecelakaan."Tangannya gemetar saat meletakkan kembali foto itu ke atas meja.Anya: (suara pelan, nyaris berbisik) "Kenapa Reza nggak pernah cerita soal ini?"Rio: (menghela napas panjang) "Mungkin karena dia nggak ingin kamu tahu."Anya: (mendongak, menatap Rio tajam) "Atau mungkin karena dia masih belum bisa move on?"Rio: (menatap Anya lama, lalu berkata hati-hati) "Itu juga mungkin. Tapi ada satu hal yang harus kamu tahu, Anya…"Rio merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan satu kertas lusuh, lalu mendorongnya ke arah Anya.Rio: "Aku nemuin ini di laporan. Ini adalah laporan investigasi tentang kecelakaan Larasati."Anya mengambil kertas itu dengan ragu. Matanya membaca setiap kata dengan saksama."Larasati mengalami kecelakaan mobil pada malam 15 Oktober, dalam perjalanan pulang dari sebuah pertemuan pribadi. Mobilnya ditemukan di tepi jurang deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 35: Perasaan yang Semakin Nyata

Setelah telepon dari Rina, suasana di apartemen Anya masih terasa hangat, bukan karena coklat yang ia buat, tapi karena sesuatu yang baru saja terjadi antara dirinya dan Reza.Anya masih berdiri di tempatnya, bibirnya sedikit membengkak akibat ciuman panjang yang baru saja mereka bagi. Reza, yang masih berada di dekatnya, tak melepaskan tatapannya.Reza: “Aku nggak menyesal melakukannya.”Anya menggigit bibirnya sendiri, mencoba mencari kata-kata.Anya: “Reza… aku…”Reza mengangkat tangannya, menempelkan jari telunjuk ke bibir Anya, menyuruhnya diam dengan lembut.Reza: “Aku nggak butuh jawaban sekarang, Anya. Aku tahu ini membingungkan buat kamu, dan aku juga tahu kamu butuh waktu. Tapi aku mau kamu tahu satu hal…”Anya menatapnya dalam diam.Reza: “…Aku nggak main-main.”Kata-kata itu menggema di benak Anya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Ia menatap pria di depannya, berusaha mencari kebohongan di matanya, tapi tidak menemukannya.Anya: (menghela napas) “Kenapa harus aku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 36: Sebuah Janji dalam Keheningan

Anya masih diam, menatap mata Reza yang begitu dekat dengannya. Jantungnya berdetak begitu kencang, seolah memberi tahu bahwa ini adalah momen yang tidak bisa dihindari lagi.Reza mengangkat dagunya sedikit, jari-jarinya yang hangat menyentuh kulitnya dengan lembut.Reza: "Kamu diam aja, artinya aku boleh lanjut, kan?"Suaranya rendah, dalam, penuh dengan sesuatu yang membuat tubuh Anya terasa lemas.Anya: (suara pelan) "Reza…"Tapi sebelum ia bisa melanjutkan, Reza sudah menutup jarak di antara mereka. Bibirnya menyentuh bibir Anya dengan perlahan, seolah meminta izin. Dan saat Anya tidak menolak, ciuman itu semakin dalam.Anya bisa merasakan seluruh tubuhnya memanas, seakan terseret dalam pusaran emosi yang tidak bisa ia kendalikan.Reza semakin menekan ciumannya, tangannya berpindah ke tengkuk Anya, menahan agar ia tidak bisa mundur. Ada perasaan yang begitu nyata di dalamnya—bukan sekedar nafsu, tapi sesuatu yang lebih dalam, lebih bermakna.Saat akhirnya mereka melepaskan diri, n
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 37: Tarot yang Mengungkap Rahasia

Siang itu, Anya melangkah masuk ke kafe dengan perasaan campur aduk. Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang El dan kembarannya yang baru saja diketahui, All.Di sudut ruangan, Rina sudah duduk dengan dua pria yang wajahnya benar-benar identik. Anya tertegun sejenak. Jika bukan karena gaya berpakaian dan aura yang sedikit berbeda, dia mungkin tidak bisa membedakan siapa El dan siapa All.El melambaikan tangan ke arah Anya dengan senyum khasnya. Sementara pria di sebelahnya—yang pasti adalah All—menatapnya dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.Rina: (bersemangat) "Akhirnya kamu datang! Nih, kenalan langsung sama All!"Anya: (menatap All dengan penasaran) "Jadi... kamu benar-benar kembarannya El?"All tersenyum tipis dan mengulurkan tangan.All: "Sepertinya begitu. Aku All. Aku dengar banyak tentang kamu dari El."Anya menjabat tangannya, merasakan genggaman yang sedikit lebih kuat dibandingkan El.Anya: "Aneh rasanya. Selama ini aku nggak pernah dengar El punya saudara kembar."E
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 38: Bayangan Masa Lalu

Anya masih duduk di kafe bersama El, All, dan Rina, namun perasaan gelisah mulai merayapi dirinya. Entah kenapa, dia merasa ada yang memperhatikan mereka sejak tadi.Mata Anya melirik ke sekeliling dengan hati-hati. Pandangannya pada sosok perempuan yang berdiri di luar kafe, sedikit tersembunyi di balik tiang. Perempuan itu mengenakan coat hitam panjang, rambutnya tergerai, dan meski wajahnya agak tertutup bayangan, ada sesuatu yang membuatnya tampak mencurigakan.Anya menelan ludah, mencoba menenangkan diri.Rina: (menyadari ekspresi Anya) "Hei, kamu kenapa?"Anya menggeleng pelan.Anya: "Enggak... cuma merasa kayak ada yang memperhatikan kita."Mata El langsung tajam. Dia dengan santai menoleh ke arah luar kafe, lalu menatap All yang duduk di sebelahnya.El: (pelan tapi tegas) "Kamu lihat?"All mengikuti arah pandangan El, lalu mengangguk kecil.All: (serius) "Ya, ada seseorang di sana. Seorang perempuan."Rina ikut melihat ke luar, tapi sosok itu sudah bergerak, perlahan menjauh d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 39: Hasrat yang Tak Terbendung

Anya, El, dan All masih menatap layar ponsel All dengan ekspresi tegang. Pesan anonim itu seakan membawa peringatan yang menyeramkan.Anya: (berbisik) "Siapa pun ini, dia tahu kalau kalian sedang mencari sesuatu."El mengusap tengkuknya, pikirannya berkecamuk.El: (mengerutkan kening) "Tapi kenapa mereka baru menghubungi sekarang? Kalau memang mereka nggak mau kita mencari, kenapa nggak dari awal saja?"All: (mendekatkan layar ponselnya ke mereka) "Mungkin mereka baru tahu kita sudah sejauh ini."Anya menggigit bibirnya, firasatnya tidak enak.Anya: "Apa ini berarti kita semakin dekat dengan sesuatu yang seharusnya tetap tersembunyi?"El menatap Anya dalam, lalu mengangguk pelan.El: "Mungkin saja."Tiba-tiba, ponsel Anya bergetar. Dia melihat layar, sebuah nomor tak dikenal mengirim pesan."Berhenti ikut campur, Anya. Ini bukan urusanmu."Jantung Anya berdegup kencang. Dia langsung menunjukkan pesannya kepada El dan All.All: (mengutuk pelan) "Brengsek. Mereka tahu nama kita satu per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 40: Rahasia yang Mulai Terungkap

Anya masih bisa merasakan bibir Reza di bibirnya, napasnya yang hangat, dan debaran jantungnya yang berpacu begitu cepat. Dia menatap pria di hadapannya, yang kini terlihat berbeda—lebih intens, lebih dalam, lebih... miliknya?Reza menempelkan dahinya ke dahi Anya, mengatur napasnya yang masih berat. Jemarinya mengusap lembut pipi Anya, lalu turun ke dagunya, menahannya agar tetap menatapnya.Reza: (suara rendah, hampir seperti bisikan) "Aku ingin lebih dari ini, Anya. Aku ingin kamu..."Anya menggigit bibirnya, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi di antara mereka. Hatinya berteriak, tubuhnya merespons, tapi pikirannya masih diliputi kebingungan.Anya: (lirih) "Aku... Aku juga..."Reza tersenyum samar, lalu mengecup keningnya lama, seolah menenangkan dirinya sendiri.Reza: (menghela napas) "Tapi aku nggak mau kamu menyesal nanti."Anya mengerjap, merasakan sesuatu yang hangat memenuhi dadanya. Reza bukan hanya menginginkannya, tapi juga menghargainya.Dia menyentuh dada Reza,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status