Anya masih bisa merasakan bibir Reza di bibirnya, napasnya yang hangat, dan debaran jantungnya yang berpacu begitu cepat. Dia menatap pria di hadapannya, yang kini terlihat berbeda—lebih intens, lebih dalam, lebih... miliknya?Reza menempelkan dahinya ke dahi Anya, mengatur napasnya yang masih berat. Jemarinya mengusap lembut pipi Anya, lalu turun ke dagunya, menahannya agar tetap menatapnya.Reza: (suara rendah, hampir seperti bisikan) "Aku ingin lebih dari ini, Anya. Aku ingin kamu..."Anya menggigit bibirnya, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi di antara mereka. Hatinya berteriak, tubuhnya merespons, tapi pikirannya masih diliputi kebingungan.Anya: (lirih) "Aku... Aku juga..."Reza tersenyum samar, lalu mengecup keningnya lama, seolah menenangkan dirinya sendiri.Reza: (menghela napas) "Tapi aku nggak mau kamu menyesal nanti."Anya mengerjap, merasakan sesuatu yang hangat memenuhi dadanya. Reza bukan hanya menginginkannya, tapi juga menghargainya.Dia menyentuh dada Reza,
Terakhir Diperbarui : 2025-04-08 Baca selengkapnya