Siang itu, setelah drama hutang dan transfer lima miliar, Dewa mengajak Andini pergi makan siang. Tanpa bertanya, tanpa memberi pilihan.“Aku belum bilang iya,” protes Andini saat mereka sudah duduk di dalam mobil. Suasana hati gadis itu memburuk. Bukan tanpa alasan, pertama ia kesal karena ternyata utang ayahnya belum lunas. Ke dua, ia kesal karena Dewa menciumnya dengan seenaknya. “Terlambat. Kamu naik mobil aku, otomatis setuju,” balas Dewa santai, menyetir sambil menyetel lagu jazz instrumental.“Kamu tuh selalu ngatur!” gerutu Andini sembari menggosok pipinya dengan tisu basàh.Dari kaca spion, Dewa mengerutkan keningnya tatkala tatapannya tertuju pada gadis di sebelahnya. Seketika ia pun berkata. “Kamu pernah ciuman gak sama Bima?”Andini hanya bisa mendengus. Ia melihat jendela mobil dengan bibir yang mencucuk seperti paruh bebek. Dewa menarik sudut bibirnya. “Jangan bilang kalau tadi itu ciuman pertamamu!”Mendengar perkataan Dewa, Andini menoleh dengan tatapan yang tajam. “B
Last Updated : 2025-05-17 Read more