Share

Bab 14

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-05-12 23:25:35
Dewa berkedip beberapa kali. Ia nyaris tidak mengenali gadis cantik yang berdiri anggun di depannya.

“Om, jelek ya?” kata Andini membuat Dewa sàdar bahwa gadis di depannya adalah Andini.

“Enggak! Kamu… kelihatan berbeda,” jawab Dewa dengan berdehem pelan.

Andini memutar badannya pelan, geli melihat ekspresi pria itu. “Ini hasil kombinasi torture dan hairspray, Om—eh, Mas Dewa.”

Dewa masih terlihat canggung. “Ya... lumayan. Setidaknya kamu gak terlihat anak kutu buku.”

Andini menaruh tangan di pinggang. “Aku pake softlens.”

Dewa mengangguk pelan. Pria itu bahkan sudah memesan softlens sesuai dengan ukuran minus Andini. “Sebaiknya kamu pake softlens terus—”

“Kenapa? Emang aku jelek pake kacamata ya? Tck,” protes Andini dengan bibir yang mencucuk.

Dan mereka pun keluar dari apartemen, menuju pesta keluarga Hadinata.

Sepanjang jalan, Andini merapalkan doa, berharap tidak akan terjadi sesuatu yang menakutkan saat ia berada di sana.

Ia sedikit khawatir akan bertemu dengan Rania. Rania buka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Makmur
thor jgn pnjg2 bab nya ya klo boleh, biar ga kyk sinetron
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 125 Mr Kulkas Empat Pintu

    Sore hari di apartemen, Andini masih berkutat di depan Laptopnya yang menyala di meja belajar, tab “BAB IV – HASIL PENELITIAN” terbuka rapi. Kini bab skripsinya sudah mengalami kemajuan. Dr Chan juga tidak mempersulitnya. Semua terasa lancar bagai air sungai. Gadis berkacamata tebal itu bersyukur akan hal itu. Ternyata, di balik kesedihan yang ia lewati, akhirnya ia bisa mendapatkan kebahagiaan setelahnya. Ia hanya butuh sabar dan berdoa.Andini duduk dengan hoodie kebesaran dan rambut dicepol asal-asalan. Di sebelah laptop, secangkir kopi susu buatan sendiri mengepul, dan sticky note warna-warni penuh semangat tertempel di pinggir layar.“Bismillah... bab empat, kita mulai dengan damai ya,” gumamnya, mengetik cepat. “Jangan rewel ya, please,”Tangannya menari di atas keyboard. Angka-angka dari kuesioner yang dikumpulkan beberapa minggu lalu mulai ia olah. Grafik mulai terbentuk, tabel SPSS yang dulu menakutkan kini tampak seperti sahabat karib. Ia mengerjakannya dengan teramat hati-

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 124 Sebuah Pertemuan

    “Pak Dewa, ada tamu,” Suara Zaka terdengar saat ia melesak masuk ke ruangan CEO tepat setelah rapat penting di perusahaan.Mendengar suara Zaka, Dewa mengangkat mata sembari membetulkan kacamata baca yang bertengger di hidung mancungnya. Helaan nafas lolos di bibirnya. Hari ini ia cukup letih dengan pekerjaan kantor yang tidak ada habisnya.“Suruh masuk,” kata Dewa lalu menggeser tumpukan dokumen kerja itu ke samping laptop. Kini ia beralih pada ponselnya. Saat ia merasa jenuh, maka ia akan menggulir layar ponselnya untuk melihat foto-foto dirinya bersama kekasih hatinya.Gerakan tangannya terhenti tatkala menangkap suara seorang wanita yang familiar. Wajahnya seketika berubah tegang. “Mas, maaf mengganggu,” imbuh wanita bertubuh semampai itu menghampiri Dewa. Ia duduk di atas kursi ergonomis di depannya bahkan sebelum pria itu mempersilahkannya.Dewa hanya berkedip pelan. Zaka keluar dari ruangan itu untuk memberi ruang dan waktu.“Katakan dengan cepat! Aku sedang sibuk,” kata Dewa

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 123 Miss you

    Suara pintu apartemen mengayun pelan. Dewa masuk dengan langkah gontai, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa seperti sekarung beras dilempar ke lantai.“Huufff…”desahnya panjang. Benar-benar hari yang melelahkan.Ia membuka kemeja satu per satu dengan gerakan lambat, membiarkannya terlepas dan menggantung di sandaran kursi. Sorot matanya kosong. Bukan karena lelah fisik—tapi mental yang digerus rasa kecewa.Jempolnya menyentuh ponsel. Panggilan video call muncul dari layar ponselnya.Butuh beberapa detik sebelum wajah itu muncul di layar. Wajah yang jadi satu-satunya alasan senyum Dewa saat ini.Andini tampak sedang duduk di ruang tengah, mengenakan hoodie miliknya yang entah kenapa masih bisa terlihat lucu di wajahnya. Menggemaskan.[Om, baru pulang kerja ya?] sapa Andini lembut. [Hmm…Baru buka pintu. Dan... rasanya sepi banget.] Dewa mendongak, matanya lelah.Andini tersenyum kecil. [Pulang ke apartemen ya? Katanya mau tinggal di rumah Ayah dan Ibu,]Deg, Dewa sedikit tersentak. Ia lup

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 122 Perpisahan yang manis

    Di meja makan kecil yang berada dekat dapur berbentuk mini bar, dua mug cokelat hangat mengepul, ditemani sepiring roti panggang dan potongan buah.Naura menarik selimut tipis ke atas lututnya dan bersandar ke kepala kursi. “Aduh, Din... akhirnya malam ini juga ya, aku harus pamit.”Beberapa hari menjelang akhir magang di sana, Naura akan pulang ke Indo. Tentu saja, ia akan melanjutkan KOAS di Indo. Andini menoleh dari dapur, meletakkan sisa sendok di wastafel, lalu menghampiri sahabatnya dengan wajah tak rela. “Cepet banget, Nana. Baru juga ngerasain ada temen sekamar yang nggak ngorok.”Naura mendengus pelan. “Kamu nyindir aku?”“Siapa lagi? Walau ngoroknya manis sih... kalau pas habis mandi dan pakai minyak kayu putih,” Andini nyengir geli, lalu duduk di sebelahnya.Naura memicingkan matanya, “emang suamimu gak ngorok ya?”Andini menahan senyum. “Enggak! Om Dewa tidur kayak bayi. Tenang banget,”Naura manggut-manggut. “Fiks lah suami idaman,”Andini mengerlingkan matanya, menggoda

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 121 Serba salah

    “Freya?” gumam Dewa, hampir tak percaya.Freya terkejut sejenak. Tapi kemudian tersenyum tenang. “Hai, Mas Dewa.”Dewa langsung menatap ibunya. “Bu, kenapa dia... tinggal di sini?”Ratih mengangkat alis, berusaha terlihat santai. “Freya sedang butuh tempat tinggal sementara. Kami ada kerjasama. Ibu tawarin tinggal di sini dulu, sambil nunggu selesai.”“Maksud Ibu, masak nggak bisa tinggal di hotel?” nada suara Dewa naik satu oktaf. Sisi lain, Freya hanya bisa menelan saliva mendengar perkataan Dewa yang terasa menusuk jantungnya. Mengapa pria itu bahkan tidak ingin melihatnya?Ratih menghela napas. “Kamu kan tahu, keluarga kita udah lama kenal. Freya juga anak baik. Gak ada yang salah…”“Salah, Bu. Saya udah nikah. Dan ini... sangat tidak pantas.” Dewa menarik nafas dalam. Ini tidak masuk akal! Bisa-bisanya sang ibu melakukan tindakan bodoh itu. Freya mendekat, mencoba meredakan ketegangan kendati hatinya terasa pahit mendengar setiap kata yang lolos dari bibir Dewa. “Aku gak ada nia

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Paman Miliardernya   Bab 120 Kejutan yang tak menyenangkan

    Di depan sebuah rumah bergaya kontemporer yang tampak tenang dari luar, suara langkah kaki berhenti tepat di depan pintu.Tok. Tok.Pintu dibuka pelan. Amanda berdiri di ambang pintu dengan wajah terkejut. Tumben, pria itu datang ke sana. Pasti ada sesuatu yang penting.“Om Dewa?” imbuh Amanda dengan senyum kecil.Dewa menatapnya tajam. “Kita perlu bicara.”Amanda mencoba tersenyum, tapi senyumnya hambar. “Masuk aja, Om. Mau teh? Kopi?”Dewa melangkah masuk tanpa menjawab tawaran itu. Ia langsung duduk di ruang tamu, pandangannya dingin. Amanda menutup pintu, lalu duduk dengan tubuh agak kaku di hadapannya.“Ada apa, Om?” tanyanya dengan suara dibuat tenang, meskipun jelas ada gelisah di sorot matanya. Tanpa tedeng aling-aling Dewa mengunjungi rumah kakaknya saat jam kerja. Terdengar aneh bukan!“Mama dan Papa masih di kantor,” katanya sembari mengusap perutnya yang mulai buncit. Sial, tubuhnya gemetar melihat ekspresi yang tampak dari pria dingin di depannya. Dewa membuka percakapan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status