“Katakan.” Anggi menyela. “Biarkan dia yang bicara.”Anggi menatap Rafael, memberi perintah tanpa kata. Ia ingin tahu apa yang terjadi dari mulut Rafael, bukan Tania. Anggi tahu karakter Tania. Tania pasti akan membuat semua hal menjadi kesalahannya. “Ucapkan hanya kenyataan.” Anggi menekan nada kalimatnya. Anggi membuat titah absolut agar Rafael tidak berbohong. Rafael pun mengangguk. Ia mengiyakan. “Tidak ada kebohongan yang akan keluar dari mulut saya,” sahut Rafael. Anggi berangsur percaya. Ia diam, membiarkan Rafael bicara. “Saya mendekati Tania. Saya juga yang mengajaknya bermalam di hotel,” sambung Rafael.Otak Tania serasa korslet. Selama ini, Tania selalu menganggap dirinya yang salah, tapi ternyata ia bukan seorang jalang. “Tania tidak menggoda saya. Saya yang memulainya sejak awal.” Kata-kata Rafael bagaikan petir di telinga Tania. Kenyataan yang selama ini Tania percayai, perlahan memudar. Ia jadi kebingungan, tersesat tanpa arah. “Setelah itu, saya diangkat menja
Последнее обновление : 2025-06-07 Читайте больше