“Benarkah?” Tania menanggapi tanpa takut. “Akan aku cari sampai dapat,” sambungnya kemudian.Rafael mendengus. Tangannya menarik Tania mendekat. Wajah mereka kini tak berjarak sama sekali. “Tidak akan kamu temukan,” sahut Rafael.Tania mencoba mundur karena ujung hidung mereka saling bersentuhan. Namun, Rafael malah memaksa Tania tetap menunduk. “Karena kamu satu-satunya,” sambung Rafael.Rafael mengakhiri ucapannya dengan jari yang menyusuri rambut Tania, menariknya perlahan mendekat. Pria itu menyambut bibir Tania hangat. Tania terkejut. Kedua matanya membelalak. Ia hendak mengangkat tubuh, tapi Rafael menahannya.Pria itu meringis kemudian. “Jangan membuatku bergerak, Tania,” lirih Rafael, pelan. “Tutup saja matamu, Sayang.” Pria itu memberikan perintah yang tak bisa dibantah. Tangan Rafael menahan Tania, membuat Tania tertunduk kembali. Tania tidak bisa menghindar, takut menyakiti pria itu.“Mmh ….” Tania bergerak tak nyaman saat kecupan Rafael berubah menuntut. Ia menggelen
Last Updated : 2025-05-25 Read more