Home / Romansa / Sang Penguasa Dunia Mafia / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sang Penguasa Dunia Mafia: Chapter 1 - Chapter 10

24 Chapters

Tinta

Matahari siang yang terik menyinari gedung megah CAREFULLY School. Sekolah elit di tengah kota itu selalu menjadi impian banyak anak-anak orang kaya, tempat mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik. Namun, di salah sudut ruang kelas, duduk seorang remaja bernama Althalan yang tampak berbeda dari suasana sekolah itu.Rambutnya yang tersisir rapi dengan gaya middle parted menutupi sebagian wajahnya. Kacamata tebal bertengger di hidungnya, membuatnya terlihat seperti anak biasa-mungkin sedikit culun di mata teman-temannya. Tapi jika seseorang memperhatikan lebih dekat, mereka akan menyadari sesuatu yang aneh pada Althalan. Tatapan abu-abunya kosong, terlalu tenang untuk ukuran seorang anak SMA.Saat mata pelajaran berlangsung, dia hanya menatap buku di mejanya tanpa benar-benar membacanya. Pikirannya melayang jauh, kembali ke rumah- tempat yang lebih menyerupai neraka daripada tempat tinggal. Bayangan wajah ayahnya muncul di benaknya. Mata pria itu selalu dipenuhi amarah, tangannya kas
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

sosok iblis

Althalan memejamkan matanya semakin erat, bukan untuk menenangkan diri, tapi untuk menahan hasrat yang perlahan-lahan muncul di dalam dirinya. Bisikan hinaan dari mereka yang ada di sekitar sel itu terus menggaung di telinganya. Suara mereka seperti jarum tajam, menusuk harga dirinya sedikit demi sedikit. Namun, bukan penghinaan terhadap dirinya yang membuat darahnya mendidih, melainkan kata-kata kotor tentang Celin-satu-satunya orang yang memberinya alasan untuk terus bertahan.Sessst...Ketika rambutnya ditarik dengan kasar, Althalan merasakan tulang belakangnya hampir patah karena gerakan itu. Dia mendongak dengan mata setengah terbuka, melihat wajah Exel yang penuh senyum ejekan. Tato dua ular melilit ikan di dada Exel terlihat jelas di bawah lampu redup sel itu. Jantung Althalan berdebar lebih cepat, bukan karena takut, tapi karena pengakuan. "Dia salah satu anak buah bokap gue,tato itu... Tato itu sama persis seperti yang ayah miliki" pikirnya sambil mengepalkan tangan."Hei, bo
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Kepergian

Setelah Celine pamit meninggalkan ruang kunjungan, Althalan hanya bisa memandangi punggungnya yang perlahan menghilang dari pandangan. Ada rasa hangat yang muncul di dadanya, tetapi tidak bertahan lama. Ketika sipir mengantar Althalan kembali ke selnya, wajahnya kembali dingin. Langkahnya berat, dan matanya penuh dengan bayangan masa lalu.Di selnya, Exel dan anak buahnya sudah menunggu. Tatapan mereka tajam, seperti ingin menelanjangi setiap inci rasa percaya diri Althalan. Exel duduk di sudut dengan posisi dominan, memainkan bola tenis kecil di tangannya. Ada senyum licik di wajahnya yang langsung membuat suasana ruangan mencekam."Althalan," panggil Exel dengan nada santai namun penuh ancaman, "gue dengar lo tadi baru kedatangan tamu, ya? Cewek lo? Cantik banget itu cewek yang kemarin ya?"Althalan tidak merespons. Dia hanya melempar pandangan sekilas ke arah Exel lalu duduk di pojok tempat tidurnya, memandangi kertas kecil dari Celine yang masih digenggam erat."Oh, gue tahu. Lo p
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Nebula Daimoniko

Dua Hari Kemudian rumor tentang Exel dan tiga temannya menyebar bagai api di dalam lapas remaja. Para penghuni sel membicarakan kejadian itu dengan nada serius. Exel dan teman-temannya kini terbaring sekarat di rumah sakit, tulang-tulang mereka hampir seluruhnya retak akibat serangan brutal yang mereka alami. Tidak ada yang bisa melupakan bagaimana Althalan, bocah SMA yang selalu tampak pendiam, tiba-tiba menjelma menjadi sosok yang begitu berbahaya.“Gila, katanya si Althalan itu bener-bener kayak monster waktu hajar mereka…” salah satu penghuni berbisik.“Gue denger Exel aja sampe nggak bisa ngomong pas dibawa ke rumah sakit.”“Nggak mungkin cuma manusia biasa bisa bikin kayak gitu…”Kabar itu terus bergema di setiap sudut lapas. Namun, sosok yang menjadi sumber rumor tersebut kini dipisahkan di ruangan isolasi, sendirian dalam gelap dan sunyi.Althalan duduk di tengah ruangan. Tubuhnya membungkuk sedikit, tatapan kosong menatap lantai tanpa makna. Tidak ada suara, tidak ada gerakan
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

hand blood

Ruangan isolasi itu sunyi. Hanya ada suara napas Althalan yang teratur, matanya menatap kosong ke lantai beton di bawahnya. Sudut bibirnya sedikit tertarik ke atas, menciptakan senyum kecil yang lebih mirip ancaman daripada kebahagiaan. Dia sudah terbiasa dengan kesepian. Sudah bertahun-tahun dia hidup tanpa siapapun. Tapi di ruangan ini, Althalan bukan sedang merenung-dia sedang merencanakan sesuatu."Paling lambat, semuanya bakal tunduk sama gue," gumamnya lirih, nyaris seperti berbicara kepada dirinya sendiri.Detik berikutnya, suara derit kunci terdengar di balik pintu besi besar. Sipir membuka gembok dengan gerakan lambat, dan pintu itu pun terbuka lebar. Mata sipir itu tidak pernah bertemu pandang dengan Althalan, seolah ada ketakutan yang tertanam dalam dirinya."Keluar," kata si sipir dengan suara rendah.Althalan berdiri. Dia melangkah keluar dari ruangan sempit itu tanpa sepatah kata, tatapannya dingin seperti es. Aura di sekitarnya membuat sipir itu menunduk, bahkan mundur
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

menjadi satu

Malam itu, nama Althalan menggema di seluruh penjara remaja. Dua bulan berlalu sejak dia pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, dan selama itu pula, dia menciptakan teror yang tak terlupakan. Nightmare, itulah julukan yang kini disematkan padanya.Di dalam sel yang gelap dan pengap, Althalan duduk bersandar di dinding beton yang dingin. Dia menyalakan rokok dengan ujung jarinya yang kasar akibat pertempuran sebelumnya. Asap putih mengepul ke udara, samar-samar memperlihatkan tatapan tajamnya yang penuh perhitungan.BRAKK!Pintu besi terbuka, suara langkah berat terdengar mendekatinya. Seorang sipir berdiri di depan pintu dengan ekspresi tak terbaca."Waktunya hiburan," ucapnya singkat.Althalan membuang puntung rokoknya, lalu bangkit perlahan. Tanpa perlu dikawal, dia melangkah keluar, menyusuri lorong panjang yang dipenuhi tatapan penuh hormat dan ketakutan dari para tahanan lain. Tidak ada yang berani bersuara saat dia lewat.Begitu tiba di lapangan luas, gemuruh sorakan terd
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

iblis sepenuhnya

BRAKK!Pintu sel terbuka keras, menghantam tembok dengan suara gemuruh yang menggema di sepanjang koridor. Langkah kaki Althalan terdengar tenang, tapi aura di sekelilingnya terasa seperti pusaran badai yang siap menghancurkan apa pun yang menghalangi jalannya.Mata heterochromia sektorial violetnya berkilat tajam dalam kegelapan, mencerminkan kegelapan yang semakin mencengkeram pikirannya. Darah masih menetes dari jemarinya, meninggalkan jejak merah di lantai yang dingin."Bagus… Lanjutkan," suara Devil Nightmare bergema di dalam kepalanya. "Lebih banyak… Lebih dalam…"Althalan tidak menjawab. Dia hanya berjalan, tubuhnya rileks tapi setiap ototnya menegang, siap menerkam siapa pun yang berani menghalangi.Tahanan lain yang melihatnya langsung mundur ketakutan. Sebagian membungkuk, berpura-pura tak melihat. Yang lain menempel ke tembok, menahan napas. Tidak ada yang berani menantang iblis yang baru saja lahir di dalam penjara ini.Namun, di ujung lorong, tiga pria bertubuh besar berd
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

eksekutif no 3

Sejak saat itu, suasana di dalam penjara berubah drastis. Semua tahanan kini tahu bahwa Althalan bukan sekadar orang berbahaya—dia adalah sesuatu yang lebih dari itu. Mereka yang sebelumnya merasa punya kekuatan, kini hanya bisa diam dan menghindari kontak mata dengannya.Tapi Althalan? Dia tidak peduli.Dia duduk di sudut selnya, tetap tenang seperti biasanya, namun pikirannya masih berputar-putar dengan suara Devil Nightmare yang terus menggema di dalam kepalanya."Kita lihat sampai kapan lo bisa menahan gue, Althalan."Ucapan itu masih terasa jelas.Althalan menggerakkan jari-jarinya perlahan, merasakan betapa dinginnya udara di dalam sel ini. Dia tahu satu hal—semakin lama dia berada di sini, semakin besar peluang Devil Nightmare untuk mengambil alih dirinya.Dan itu tidak boleh terjadi. Namun, saat dia mulai mencoba menenangkan pikirannya, suara langkah kaki berat terdengar mendekat dari koridor."Tahanan 712, ada yang mau ketemu lo."Althalan tidak langsung bereaksi. Dia hanya m
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

no dua dan no satu?

Langkah Althalan mantap melewati lorong sempit yang kini sunyi setelah pertarungan sebelumnya. Tahanan lain memilih menjauh, tak berani mendekat meskipun hanya sekadar melihatnya. Tatapan mereka dipenuhi rasa takut dan ketidakpercayaan.Tapi Althalan tidak peduli. Pikirannya masih dipenuhi oleh suara-suara dari dalam kepalanya."Lebih... lebih... lebih banyak darah..."Tangan kanannya mengepal erat, urat-uratnya menonjol. Aura kegelapan yang berasal dari Devil Nightmare terus merayapi tubuhnya, semakin kuat seiring bertambahnya korban. Matanya yang heterochromia sektorial violet berkilat tajam di bawah penerangan lampu redup lorong itu."Tersisa dua," gumamnya pelan.Di depan, sebuah pintu baja besar terlihat. Dua orang penjaga berdiri di sana, ekspresi mereka menegang saat melihat Althalan mendekat."Lo gak bisa masuk," kata salah satu penjaga dengan suara bergetar.Althalan tidak menjawab. Dia hanya berhenti sejenak, mengangkat kepalanya sedikit, menatap mereka dengan dingin."Pinda
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

bukan Xaviel

Dalam satu hentakan, Althalan melesat dengan kecepatan mengerikan. Xaviel bahkan belum sempat mengangkat tangannya ketika—BUGH!Althalan meninju dadanya dengan brutal, membuat pria itu terangkat ke udara beberapa meter. Tidak ada waktu untuk bernapas.Serangkaian pukulan menghantam wajah Xaviel secara sadis, tulang hidungnya patah, darah menyembur, matanya membelalak karena guncangan otaknya. Tapi Althalan belum puas."Lo pikir udah cukup?"Xaviel masih setengah sadar ketika tangan Althalan mencengkeram kepalanya, Dia menghantamkan kepala Xaviel ke lantai beton.Lagi.Lagi.LAGI!Darah menyebar, bercampur dengan retakan di lantai. Beberapa narapidana yang menonton dari jauh mulai gemetar. Mereka melihat sesuatu yang lebih dari manusia.Mereka melihat iblis, Tapi Althalan tidak berhenti. Devil Nightmare menggeliat dalam dirinya, mendesaknya untuk lebih, untuk menikmati kesengsaraan lawannya."Bangun."Xaviel menggeliat, setengah sadar, tubuhnya berlumuran darah. Tapi sebelum dia bisa
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status