All Chapters of Pemuas Nafsu Liar Majikanku: Chapter 201 - Chapter 210

“Yakin Ma, lagian dia kan saudara kepala pelayan kita,” Ujar Azalea meyakinkan sang Mama. Alea hanya waspada karena sebelumnya banyak wanita yang menggoda suaminya maka dari itu dia tidak ingin menantunya digoda oleh wanita lain. “Meskipun begitu kamu harus tetap hati-hati, jangan memberikan kesempatan pada orang untuk menggoda suamimu.” Pesan sang mama. Azalea mengangguk, dia pasti akan menjaga Grey dari godaan wanita. Tak hanya meminta anaknya untuk berhati-hati Alea juga berpesan kepada Azalea untuk tetap memperhatikan kebutuhan biologis suaminya. Pengalaman sendiri yang menjadi pelampiasan nafsu Adrian tempo dulu membuat Alea trauma, oleh karenanya dia tidak ingin sang anak mengabaikan kewajibannya. “Tetapi Dokter bilang kalau Azalea untuk sementara waktu tidak bisa melakukan kewajiban itu Ma.” Ungkapnya sedih di hadapan sang mama. “Banyak cara lain Azalea, kamu harus tetap memperhatikan hal itu. Ingat pesan mama baik-baik.” Alea menepuk pundak sang anak. Sore itu sepulang

Seharian Grey menemani istrinya hal ini membuat Azalea sangat senang tapi tidak dengan Eva dia terus saja memperhatikan majikannya. “Sudah menikah tapi masih saja seperti orang kasmaran.” Batin Eva sambil menyetrika baju. “Aku suapin es krim ya.” Grey membawa es krim kesukaan Azalea. Wanita itu membuka mulutnya dan sendok kecil es krim masuk. “Gimana sayang enak es krimnya?” Tangan Grey mengambil sisa es krim di bibir sang istri. “Enak karena kamu yang menyuapi.” Sahut Azalea. Grey yang gemas mencubit hidung istrinya. Azalea lama-lama pintar bergombal juga. Usai menyuapi es krim, Grey menatap wajah cantik istrinya. Dia sangat bahagia karena seharian bisa bersama istrinya.“Kak jangan terus memandangiku nanti kamu bisa terkena diabet.” Suara tawa Azalea terdengar. Grey mengerutkan alis merasa ambigu dengan kalimat sang istri, “Apa maksud kamu sayang?” tanyanya. “Aku kan manis kalau kamu terus menatapmu takutnya gula darah kamu naik.” ujar Azalea sambil tertawa. Dia yang baru

“Sayang aku begitu menginginkanmu kita main ya, aku janji akan melakukannya dengan sangat pelan.” Grey yang tidak bisa menahan hasratnya merengek meminta sang istri supaya mau melayaninya.Melihat Grey Azalea tak tega, memakai tangan atau mulut mungkin kurang bisa memuaskannya.“Aku hubungi dokter kandungan ku dulu ya.” Dia segera mengambil ponselnya. Beberapa saat kemudian sambungan teleponnya terhubung. “Dok, jika saya dan suami saya melakukan hubungan kira-kira boleh apa tidak? kandungan saya lumayan stabil akhir-akhir ini.” Ujar Azalea dalam sambungan teleponnya. Dokter awalnya terdiam karena dia takut kalau terjadi apa-apa dengan pasiennya tapi berhubungan badan hanya sesekali dan dilakukan sangat pelan masih bisa ditoleransi. “Boleh bu tapi jangan lama-lama dan lakukan dengan sangat pelan,” pesan dokter tersebut. Sebelum mematikan sambungan teleponnya dokter juga menyarankan kalau Azalea meminum obat kandungan terlebih dahulu. “Boleh Kak.” ujar Azaela sambil tersenyum mena

Tak terasa sudah sebulan setelah tanam benih tapi Eva tidak merasakan apa-apa, perutnya baik-baik saja. Penasaran dia mencoba membeli tespek untuk mengecek apakah dia hamil atau tidak. Saat dilihat ternyata hanya ada garis satu yang artinya dia negatif atau tidak hamil. Kekecewaan menyelimuti dirinya, tangannya mengepal dia sungguh frustasi karena benih yang ditanam tidak hidup. Usai menyelesaikan pekerjaannya Eva menemui sang paman. Dia ingin melaporkan kegagalannya mengandung anak Grey. “Paman aku tidak hamil.” Katanya dengan takut-takut. “Jadi gagal lagi?” Tanya sang paman sambil menatapnya. “Besok aku akan mencari benih lagi, biasanya aku menemukan bekas alat kontrasepsi setiap tiga hari sekali.” Jelas Eva. “Tapi biaya untuk menanam benih di rahimmu cukup mahal,” sahut sang paman. Eva bergeming, jika pamannya sudah tidak mau membiayai biaya tanam benih itu artinya dia tidak bisa menjadi Nyonya. “Tapi untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan kita harus berkorban,” buj

Mata wanita itu memelotot sempurna melihat hasil tes DNA yang menyatakan negatif. Jelas-jelas benih Grey yang dia tanam bagaimana mungkin jadi negatif? “Bagaimana hasilnya?” tanya Pak Deri yang juga penasaran dengan hasil tes DNA keponakannya. “Tidak mungkin.” Ujar Eva menatap sang paman. Tatapan Eva membuat Pak Deri was-was kemudian dia merebut hasil tes DNA itu. Sama seperti Eva, netra pamannya juga memelotot sejurus dengan keterkejutannya. “Kenapa bisa seperti ini?” tanya Pak Deri lemas. Pupus sudah harapannya, status Nyonya sudah di depan mata tapi malah tidak jadi. Azalea berjalan mendekat kemudian mengambil hasil tes DNA Eva. “Jelas negatif mana mungkin benih suamiku tumbuh di rahim kamu.” Azalea menatap pelayan yang berada di hadapannya. Dia mendekatkan kepalanya ke telinga Eva kemudian berbisik, “Bodoh, mana mungkin benih yang kamu ambil dari alat kontrasepsi bekas bisa hidup.” Ucap Azalia sembari tersenyum. Eva kembali memelotot ternyata Azalea sudah mengetahui re