Mobil Askara perlahan berhenti tepat di depan rumah Arina. Mesin dimatikan, tapi suasana di dalam mobil tetap terasa panas oleh kecanggungan yang belum sepenuhnya reda. Tak ada percakapan selama beberapa detik, hanya suara detak jam dashboard yang terdengar menegaskan keheningan mereka.Arina menggenggam tas kecilnya erat-erat di pangkuan, sesekali melirik ke arah Askara yang menatap lurus ke depan, seakan sedang menata kata. Mereka sama-sama berusaha tampil wajar, menutup rapat-rapat segala kegelisahan yang mungkin terbaca dari sorot mata.“Terima kasih sudah mengantar,” ujar Arina akhirnya, suaranya terdengar normal meski ada nada ragu yang samar.Askara menoleh, menampilkan senyum tipis yang terkesan hati-hati. “Iya. Hati-hati masuknya. Kabarin kalau sudah di dalam, ya.”Lucu sekali. Arina berusaha bercanda, "Terbalik, bukannya harusnya kamu yang berkabar kalau sudah sampai rumah?" Dia berusaha mencairkan suasana.Askara ikut tertawa, menertawakan basa-basinya yang terkesan cukup b
Last Updated : 2025-06-29 Read more