Dengan gerakan pelan, Michael membungkukkan tubuhnya sedikit. Ia menahan ujung meja rias agar tetap seimbang, kemudian menatap Anaby dengan sorot sendu.“Bisa bantu aku ke tempat tidur?” ucapnya, sedikit parau.Tanpa menunggu lebih lama, Anaby segera mendekat dan menopang tubuh Michael semampunya. Meski langkah mereka tidak sepenuhnya stabil, ia memaksakan diri untuk sampai ke ranjang. Tak ada yang lebih ingin ia lakukan sekarang, selain memastikan Michael baik-baik saja.Setelah membantu pria itu duduk di tepi tempat tidur, Anaby ikut beringsut di sampingnya.Michael tampak memejamkan mata, alisnya berkerut halus. Napasnya tertahan, seperti tengah menanggung sesuatu yang tak terlihat. Hati Anaby dirundung kekhawatiran yang semakin sulit diredam.“Michael, katakan bagian mana yang sakit,” tanya Anaby seraya menyentuh lutut sang suami dengan lembut, “Apa kita perlu ke dokter?”Michael membuka matanya lagi, kendati wajahnya masih sedikit pucat. “Tidak perlu,” ujarnya sembari menyentuh p
Terakhir Diperbarui : 2025-06-03 Baca selengkapnya