“Kau yakin ingin terus berpura-pura seperti ini?” katanya, menyilangkan tangan di dada.Arian mendesah, kembali menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Jangan mulai, Max.”“Aku tidak memulai apa pun. Kalian yang memulainya,” sahut Maxime, tertawa pelan. “Tadi itu nyaris seperti adegan drama romansa, kau tahu? Sentuhan tak sengaja, tatapan canggung… sungguh klasik.”Arian memijat pelipisnya. “Kau terlalu banyak menonton film.”“Dan kau terlalu menyangkal.” Maxime mengangkat alis. “Ayo, Arian. Jangan berlagak seolah ini hanya sekadar hubungan profesional. Aku hampir bisa melihat kau menahan napas tadi.”Arian menatap Maxime tajam, tapi pria itu hanya mengangkat bahu santai. “Oh, dan aku penasaran, sampai kapan kau bisa tetap serius setiap kali dia memanggilmu ‘Tuan Arian’ seperti itu?”Arian terdiam sejenak sebelum akhirnya kembali fokus pada pekerjaannya, memilih mengabaikan godaan Maxime.Namun, Maxime sudah cukup puas. Ia tahu betul bahwa sahabatny
Terakhir Diperbarui : 2025-05-20 Baca selengkapnya