Mayang kembali dari kamar mandi, jemarinya masih terasa sejuk dan basah bekas mencuci tangan. Lana, dengan pipi memerah padam dan napas sedikit tak beraturan, meraih tangan Mayang yang dingin. Jeda singkat, mata Lana tanpa sengaja bertemu pandang dengan mata Vald, lalu tangannya yang gemetar lembut menuntun tangan Mayang, membawanya kembali ke posisi yang entah kenapa terasa begitu akrab bagi gadis polos itu. Jemari Mayang kini kembali menggenggam ‘milik’ Valdi yang sekali lagi mengeras."Begini, Mayang," bisik Lana, suaranya sedikit serak dan bergetar, kontras dengan ketenangan yang dia coba tampilkan, "pegangnya yang mantap. Nggak usah takut."Mayang mengangguk patuh, matanya yang bening dan polos hanya fokus pada genggamannya. Dia mulai menggerakkan tangannya, mengikuti instruksi Lana, lalu tanpa sadar kembali ke ritme yang dia pelajari sendiri. Sensasi itu kembali datang; kehangatan yang merambat, kekerasan yang berdenyut kuat, dan getaran halus yang terasa begitu peka di ujung j
Terakhir Diperbarui : 2025-06-07 Baca selengkapnya