Terdengar suara alat-alat medis yang terus berdetak. Lampu remang menciptakan bayangan lembut di dinding putih yang dingin. Zain duduk di sisi ranjang rumah sakit, tangannya menggenggam jemari Zura yang terasa dingin namun tetap hangat baginya. Sudah hampir seminggu berlalu sejak kecelakaan itu. Sejak Zura koma dan tak pernah membuka matanya lagi.Setiap hari, Zain datang. Duduk diam, membaca buku, membacakan cerita, bahkan hanya menatap wajah Zura yang tampak tenang. Kadang dia berbicara, kadang hanya diam, tapi yang pasti—dia menunggu.Hari ini, Mami Narumi, Zivanya, dan kedua orang tua Zura pun turut hadir. Amma Gista duduk tak jauh dari sana, wajahnya lelah namun penuh harap. Appa Gio berdiri di dekat jendela, menatap langit sore yang temaram, seakan memohon agar Tuhan segera mengembalikan putri sulungnya.Lalu, tiba-tiba—Jari-jari Zura bergerak pelan.Zain, yang awalnya hanya menunduk membaca, langsung menegakkan tubuhnya. Matanya m
Terakhir Diperbarui : 2025-05-21 Baca selengkapnya