“Apa katanya?” bisik Elok heran. Langkah kakinya berhenti. fitnah macam apa itu. “Buat Gilang katanya?” bisik Elok skeptis. Mertuanya pintar sekali putar balik fakta. “Kenapa bisa kabur Gilang, Jeng Rima?” “Enggak tau,” jawaban Rima terdengar jelas di telinga Elok yang berpura-pura mengambil ponsel dari tas tangannya. “mungkin enggak mau sama Elok yang … yah … Jeng Erna tau sendiri wajahnya.” “Oh, saya ngerti.” Jeng Erna membalas. “Damar baik banget, Jeng. Kalau saya jadi Damar, enggak mau juga, Jeng. Lihat Kakaknya kabur, malah dia yang tumbalin.” “Yah, Damar memang baik dari kecil, Jeng Erna. Selalu ngalah dari Gilang.” Elok memutar matanya. “Pret,” gerutunya. Dia kemudian segera berjalan keluar dari ruangan itu. Dia tidak mau mendengar lagi fitnahan kejam untuk Gilang. “Bukan kebalik,” gerutu Elok. Dia masih kesal dengan pembicaraan dua wanita itu. “Gilang yang selalu ngalah. Bisa aja dia bawa semua barangnya. Tapi malah enggak. Ditinggal gitu aja. Apa itu namanya kala
Huling Na-update : 2025-05-13 Magbasa pa