“Iya, Pa,” balas Elok dengan suara pelan.Kemudian setelahnya Rima dan Arya berdiri dari duduk mereka ketika Elok hendak menyimpan wadah ke lemari penyimpanan. “Mau ke mana lagi, Ma, Pa?” Damar yang bertanya.“Kami ada pertemuan.” Arya menjawab.“Bisnis?” Damar mengangkat alisnya.“Bukan.” Kali ini Rima yang menimpali. “Cuma makan-makan biasa. Teman lama.”“Oh. Oke.” Damar manggut. “Saya antar ke depan,” imbuhnya lalu berjalan bersama kedua orang tuanya tanpa menoleh pada Elok yang sejak tadi sudah siap untuk menyalami keduanya.Melihat mereka yang tidak memandangnya ada, Elok hanya menghela napas pelan. “Biarkanlah,” gumamnya kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi kemudian menuju kamar.Setelah Arya dan Rima pergi, suasana rumah besar itu sunyi lagi. Damar duduk di sofa di kamar mereka seraya menonton televisi dengan suara keras, sedangkan Elok membersihkan kolong tempat tidur kamar itu, mengganti seprei, dan mengganti tirai jendela.“Jangan lupa nanti beli buah,” suar
Terakhir Diperbarui : 2025-06-02 Baca selengkapnya