Felix terlihat menenangkan emosinya. Dengan langkah tenang, dia mendekati Emily, menggenggam tengkuk gadis itu, lalu di hadapan semua orang dia mengecup bibirnya. Setelah itu, dia menatap tajam ke arah Alika.“Alika, maaf jika ini membuatmu kecewa. Tapi kamu harus tahu—malam satu tahun yang lalu, saat kamu menjebak Emily di Hotel Buana, pria yang bersamanya bukan para berandalan bayaranmu itu. Saat itu, dia bersamaku. Itu pertama kali kami bertemu. Jadi, akulah pria yang bersamanya malam itu. Benar begitu, sayang?” ucap Felix, kembali menatap Emily penuh kasih.“Aku bahkan harus berterima kasih padamu, Alika. Karena jebakanmu itulah aku dan Emily bisa bertemu, dan pada akhirnya—menyatukan hati.”Wajah Alika mendadak pucat pasi. “Tidak! Tidak mungkin! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, para pria itu yang masuk ke kamar! Bukan kamu!” teriaknya histeris.Namun kini dia hanya bisa menunduk pasrah, tubuhnya lunglai ketika Felix menjelaskan semua secara gamblang. Rencana yang ia pik
Terakhir Diperbarui : 2025-07-10 Baca selengkapnya