"Jangan sentuh makanan itu! Itu buat anak-anak. Bukan buat Ibu! Ibu makan saja sama tempe goreng," sergahku, setengah berteriak, saat tangan keriput Ibu hampir menyentuh pudding warna-warni yang baru saja aku susun rapi di atas meja makan."Iya, Lan. Maaf," jawab Ibu dengan raut wajah sedih. Tangan itu langsung ditariknya kembali. Perlahan tubuh ringkihnya berbalik, lalu melangkah menjauh tanpa sepatah kata pun. Suaranya yang biasanya lembut kini hilang ditelan keheningan. Sedangkan aku hanya menatapnya sekilas lalu mengabaikannya. "Ingat! Jangan makan apa pun tanpa izin dariku! Apalagi pudding itu. Nanti kalau gula darah Ibu naik lagi, aku juga yang repot. Uang pensiunan Ayah nggak cukup buat biaya berobat!" lanjutku, kali ini sambil duduk di lantai, melepas sepatu kerjaku yang terasa menyiksa setelah seharian mengaja."Iya, Lan. Ibu ngerti." Jawabnya lagi, dengan nada pasrah. Ibu masih berdiri, tubuhnya membelakangi aku, kaku, seperti patung hidup. Aku tahu, walau tak menatap waj
Dernière mise à jour : 2025-04-29 Read More