"Masa aku hamil, Mas?" lirih Senja masih terlihat begitu lemas. "Memangnya kenapa kalau kamu hamil, Sayang? Kamu punya suami, wajar kalau hamil kan?" "Baiknya kita cek saja, Mas. Jangan seneng dulu, takut kecewa aku." Senja menatap suaminya lekat. Langit mengangguk lalu membopong istrinya kembali ke ranjang. "Jangan sedih, Sayang. Misalkan nanti hasilnya negatif pun tak apa. Yang penting kita sudah usaha tiap hari, hasilnya biar Allah yang tentukan." Langit tersenyum tipis sembari menaik turunkan alisnya. "Isshh, sempat-sempatnya bercanda." Senja memukul pelan lengan suaminya. "Maunya tiap hari, cuma kadang kelelahan jadi lupa sama istri. Padahal istrinya selalu siap kapanpun kan?" "Isshh, makin kemana-mana kamu, Mas." Senja berdecak kesal melihat Langit yang terus menggodanya. "Bercanda, Sayang. Tapi memang kata ustadz begitu kan? Siap sedia melayani suami itu-- "Pahalanya besar. Kalau menolak ajakan suami bisa dilaknat malaikat sampai pagi tiba. Begitu kan, Mas?" Senja membu
Last Updated : 2025-06-19 Read more