Ares terdiam. Sejenak, waktu di ruangan itu seperti berhenti. Hanya terdengar detik jam dinding dan desiran halus infus yang menetes perlahan. Zivanna menegakkan tubuhnya dengan susah payah, matanya bergantian memandang dua pria di hadapannya— masa lalunya, dan luka yang belum sempat sembuh. “Kay… tolong tenang dulu,” kata Ares pelan, suaranya nyaris serak. Namun Kayandra tidak bergeming. Langkahnya maju satu, dua langkah, mendekat ke arah tempat tidur Zivanna. Matanya tajam menatap Ares, penuh kebingungan yang bercampur marah, sedih, dan sesuatu yang tak bisa ia sebutkan. “Jadi ini alasan kamu menghilang, Ares?” tanya Kay dengan nada rendah tapi tegas. “Selama ini aku cari kamu ke mana-mana. Semua orang bilang kamu pergi ke luar negeri. Dan sekarang aku temukan kamu di sini— di ruang rawat Zivanna, dalam keadaan seperti ini. Bagaimana bisa, Ares? Apa kamu tidak bisa memberikan penjelasan padaku sedikit saja?” Ares menarik napas dalam, menunduk. Tangannya yang pucat memegangi kur
Huling Na-update : 2025-10-22 Magbasa pa