Malam ketiga setelah kembali dari Curug Kembar, Rino duduk di ruang tengah sambil memandangi kalender di dinding. Tanggalnya berhenti di angka 22. Ia yakin betul hari itu sudah tanggal 25. Tapi tidak ada yang menyentuh kalender itu sejak mereka pulang.Di sisi lain, jam dinding berjalan mundur. Detik kembali ke menit, menit kembali ke jam. Rino mengusap matanya, berharap itu hanya efek kelelahan. Tapi tidak. Jarum jam terus berputar ke arah yang salah.Di rumah Arga, hal yang lebih aneh terjadi. Ia mencium bau lumpur basah setiap kali membuka lemari pakaian. Saat memeriksa isi lemari, baju-bajunya masih kering. Tapi di bagian belakang lemari, ada lumut hijau yang seharusnya tidak ada.Arga mencoba mengabaikannya, tapi malam harinya, ia mendengar langkah kaki di atap rumah. Bukan langkah biasa. Suaranya pelan, berat, seperti telapak kaki yang masih basah. Tap. Tap. Seret. Tap. Seret.Keesokan paginya, mereka bertemu di warung Mak Jum."Jam di rumah gue balik kanan, bro," kata Rino liri
Dernière mise à jour : 2025-06-10 Read More