Seakan waktu menahan napas, seluruh ruang makan tiba-tiba membeku. Sendok berhenti di udara, tawa memudar, dan denting gelas terakhir menggantung lama di telinga. Semua kepala serempak menoleh ke arah pintu, seolah benang tak kasat mata menarik mereka bersamaan.Di sana, Raka berdiri.Tubuhnya menjulang di bawah cahaya kekuningan lampu gantung. Jas yang ia kenakan sederhana, sedikit kusut di bagian bahu, tapi ada sesuatu dalam caranya berdiri—tegak, diam, nyaris angkuh—yang membuat suasana ruangan seketika berubah.Tatapannya menyapu meja panjang itu, berhenti sebentar di wajah Senja yang tersenyum terlalu lebar, lalu perlahan bergerak hingga menemukan Kirana.Mata mereka bertemu.Sejenak, dunia berhenti. Napas Kirana tertahan, jantungnya berdebar begitu keras sampai ia takut orang lain bisa mendengarnya. Ada luka di sana, di dalam pandangan Raka yang tak sempat ia elakkan—luka lama yang belum mengering, yang tetap berdetak bersama denyut nadinya sendiri.Kirana menunduk, menatap jemar
Terakhir Diperbarui : 2025-06-27 Baca selengkapnya