Kirana membeku sejenak. Bukan karena pelukan itu—bukan karena sentuhan lembut yang tiba-tiba—melainkan karena sesuatu yang lebih dalam, lebih halus, dan tak terucap: rasa yang pernah menghilang, kini perlahan muncul kembali, seperti sinar tipis menembus kabut pekat.Pelukan itu terasa familiar, seperti halaman lama yang akhirnya ditemukan di tengah buku yang berserakan.Dulu, Elina selalu menyambutnya begitu—dengan pelukan hangat, lengket, dan spontan, setiap kali ia pulang kerja, masih berseragam, dan belum sempat melepas lelah.Sekarang, di tengah isaknya yang nyaris tanpa suara, gadis kecil itu kembali memberi isyarat: dirinya belum sepenuhnya hilang.Masih ada pintu yang terbuka.Dengan gerakan perlahan, Kirana mengangkat lengan kirinya yang tak dibalut perban, lalu memeluk balas tubuh mungil itu.Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Elina, suaranya teredam tapi penuh kehangatan.“Ellie... kamu sadar, ya? Kamu tahu siapa aku?”
Terakhir Diperbarui : 2025-07-17 Baca selengkapnya