Seolah bisa membaca gelombang batin yang tak diucapkan, Elina mendekat perlahan, langkah-langkah kecilnya nyaris tak bersuara di atas lantai kayu yang dingin.Ia menyandarkan kepala mungilnya ke dada Kirana, mencari kehangatan seperti anak burung yang baru saja kembali ke sarang.Mata Elina, bulat dan jernih seperti embun pagi yang belum terusik, menatap Kirana lekat-lekat. Di dalam tatapan itu, ada tanya yang tak diucapkan, sebuah kegelisahan polos yang hanya bisa dimengerti oleh seorang ibu—“Apa yang sedang kau pikirkan, Ibu?”Kirana mengembuskan napas pelan, seolah melepas beban yang selama ini menggumpal di dadanya.Dalam pelukan eratnya, tubuh kecil Elina terasa begitu nyata, begitu hidup. Aroma rambut anak itu—perpaduan sampo stroberi dan sisa keringat siang—menyergap hidungnya, membawanya pada kesadaran yang sederhana namun dalam: Ini rumahku. Ini anakku.Perlahan, pikirannya yang semula keruh mulai jernih. Semua pertanyaan
Last Updated : 2025-07-19 Read more