Sementara itu, di ruang VIP lantai atas, Raka duduk terpaku. Punggungnya menempel pada sandaran kursi kulit hitam yang dingin, tapi tubuhnya terasa lebih kaku dari kursi itu sendiri.Dari sudut matanya, ia melihat para pria paruh baya dengan jas mengilap, dasi longgar, dan perut buncit yang menonjol dari balik kemeja mahal, bersulang riuh sambil tertawa seolah dunia hanya milik mereka.Segelas demi segelas minuman keras bergantian mengisi bibir mereka. Raka hanya menatap, tanpa ekspresi, tanpa suara.Di balik wajah tenangnya, kepalanya riuh. Sejak sore tadi, ia sudah merasa ada yang tidak beres. Elina, putri kecilnya yang biasanya cerewet meminta cerita atau sekadar pelukan, kali ini pulang dengan wajah murung.Saat sampai rumah, gadis kecil itu bahkan meledak, melampiaskan kemarahan tanpa alasan yang jelas, membuang mainan, menangis dengan suara serak, lalu menutup diri di kamar.Raka menghela napas panjang kala mengingatnya. Hatinya perih. Ia tahu, apa pun penyebabnya, tetap akan kem
Last Updated : 2025-07-19 Read more