Arga mengangkat tangannya setengah, seperti gerakan seseorang yang ingin menepis angin, bukan tuduhan.Nada suaranya tetap ringan, namun tak kehilangan ketulusan.“Ah, jangan bilang seperti itu, dong,” ujarnya sambil menatap lembut ke arah Zelina. “Meskipun saya cuma bisa rebahan, saya tahu kok, semua yang kamu lakukan selama ini. Kamu udah berkeliling, cari dokter ke mana-mana demi saya, kan?”Tatapan Arga hangat, seperti cahaya lampu senja yang menyentuh lembut permukaan air. Di balik matanya yang mulai menua, ada penghargaan yang tak bisa ditakar kata.Zelina membalas pandangannya, dan di matanya tampak genangan air yang berkilau tertahan.“Tapi… semuanya nggak berhasil, Paman,” bisiknya pelan, seperti angin malam menyusup lewat celah jendela.Suaranya nyaris tenggelam di antara riuh tamu, namun bagi Arga, kata-kata itu terasa paling lantang.Arga hanya tersenyum, perlahan dan tenang, sepe
Terakhir Diperbarui : 2025-07-28 Baca selengkapnya