Dalam pelukan Kirana, tubuh mungil Elina bergetar hebat. Suara tangisnya pecah, parau, seolah seluruh udara di paru-parunya tumpah bersama isakan itu. Tangan kecilnya mencengkeram erat baju Kirana, seakan takut wanita itu akan menghilang begitu saja bila ia melepaskannya.Dengan suara nyaris patah, ia berbisik lirih, “Aku mau Ibu… Bu Alesha, aku mau Ibu jadi mamaku!”Kirana tertegun. Matanya membelalak sesaat, kaku, tak tahu harus menanggapi apa. Kata-kata itu menusuk, menembus lapisan hati yang berusaha ia tutupi rapat-rapat.Elina menatapnya dengan wajah yang basah penuh air mata, hidungnya memerah, bibirnya gemetar. Ia menambahkan, “Ibu yang paling baik. Ayah juga suka sama Ibu…”Kirana hanya bisa menelan ludah. Benaknya berputar cepat, tapi tidak menemukan jalan keluar. Sejenak, ia ingin tertawa getir pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Ellie bisa berpikir sejauh itu? Tentu saja, di mata seorang anak, apa pun yang terlihat sederhana bisa disimpulkan sebagai kebenaran.Bagi Elin
Terakhir Diperbarui : 2025-08-16 Baca selengkapnya