Kirana mengerucutkan bibir, pipinya merona tipis karena jengkel. Ia berusaha meronta, menarik pergelangan tangannya dari genggaman pria itu. Namun, usaha itu tak lebih dari percikan api yang langsung padam.Genggaman Raka terlalu kuat, seolah menahan bukan hanya tangannya, tapi juga langkahnya.“Masih saja kamu keras kepala,” gumam Raka, nyaris tak terdengar. Tatapannya tajam, wajahnya serius, seperti sedang menegur pasien bandel. “Kamu benar-benar mau mencari taksi dengan pakaian seperti itu? Kamu nggak lihat cuaca di luar?”Udara malam Yogyakarta sedang muram. Hujan baru saja reda, meninggalkan aroma tanah basah yang bercampur dengan dingin menusuk kulit. Jalan di depan Neon Boutique tampak lengang, lampu jalan redup memantulkan bayangan samar.“Tidak usah repot-repot mengkhawatirkan saya, Pak Pradana. Saya bisa menjaga diri sendiri.” Suara Kirana dingin, nyaris membeku. Ia menarik dagunya sedikit ke atas, berusaha terlihat angkuh, meski sorot matanya mengisyaratkan keresahan.Raka m
Last Updated : 2025-08-27 Read more