Sudah hampir seminggu sejak Elvano memberikan kalung itu kepada Aya, dan sejak malam itu, ada perubahan yang—meskipun sangat halus—mulai tampak.Aya memang belum berubah total. Dia masih bisa meledak karena hal kecil. Masih bisa memelototi Elvano hanya karena salah menaruh sendok di tempat garpu. Tapi... kini setelah marah, ia lebih sering diam sejenak, menarik napas, lalu membuang muka sambil bergumam, “Ah, sudahlah...”Sebelumnya, tidak ada “sudahlah” dalam kamus Aya.Dan perubahan kecil itu... cukup bagi Elvano untuk percaya bahwa cintanya bukan lagi seperti menanam bunga di padang tandus.Suatu pagi, di meja makan, Aya duduk lebih dulu. Rambutnya diikat asal, masih dengan daster kuning gading, dan wajah bantal yang belum sepenuhnya sadar.Biasanya, ia akan langsung memainkan ponselnya, atau mengeluh tentang kopi yang kurang manis. Tapi kali ini, ia menatap meja makan dengan tatapan kosong. Tangannya meraba lehernya, menyentuh kalung p
Huling Na-update : 2025-05-19 Magbasa pa