All Chapters of Ksatria Modern di Dinasti Lama: Chapter 11 - Chapter 20

Ketika Deon melihat Evan terdiam, dia mengira kata-katanya telah menyentuh hati Evan.Bagaimanapun juga, Evan hanyalah seorang anak kecil. Dia cukup dibujuk saja."Evan, apakah akhir-akhir ini kamu bertemu dengan seseorang?" tanya Deon.Evan sedikit tertegun, tidak mengerti apa maksudnya."Pak Deon, sejak aku datang ke Keluarga Nigrat, aku hampir nggak pernah keluar. Belakangan ini aku terus sakit atau terluka parah, orang yang aku temui hanya beberapa saja. Aku nggak tahu siapa yang Pak Deon maksud," balas Evan.Deon menjadi makin bingung. Ini juga yang membuatnya tidak mengerti.Evan hampir tidak pernah keluar. Bagaimana mungkin dia bisa mengenal Kaisar Sinas?Deon juga tidak berani bertanya secara langsung, hanya bisa berkata dengan samar, "Yang aku maksud bukan anggota keluarga, tapi orang asing."Evan tersenyum dingin. "Anggota keluarga saja belum semuanya aku kenal, bagaimana mungkin aku mengenal orang lain?"Hati Deon menjadi makin bingung.Namun, dia tidak bisa bertanya secara

Ketika melihat Kaisar Sinas dan Jenderal Hadi sangat senang, Evan langsung memanfaatkan momentum ini dengan berkata."Paman, apakah kamu ingin membeli puisi hari ini? Aku bisa memberikan harga yang murah untukmu."Kaisar Sinas tersenyum. "Katakan dulu padaku, kenapa selama sebulan ini kamu nggak muncul?"Evan tersenyum pahit. "Aku dipukuli orang. Dua tulang rusukku patah, jadi aku harus berbaring di tempat tidur selama sebulan. Uang yang aku dapat dari menjual puisi waktu itu juga dirampas, pakaian baruku juga diambil."Wajah Kaisar Sinas perlahan menjadi muram.Jenderal Hadi bahkan tampak lebih marah. "Siapa yang melakukannya? Beraninya seseorang bersikap begitu lancang di bawah kepemimpinan Kaisar!""Bintang, beri tahu padaku, siapa yang melakukannya? Aku akan membalaskannya untukmu."Evan merasa terharu karena ada orang asing yang memperlakukannya lebih baik daripada Keluarga Nigrat."Lupakan saja, ini semua salah tubuhku yang nggak kuat. Aku nggak punya cukup makanan, nggak punya c

Evan menatap kedua orang itu dengan tatapan dingin.Sementara itu, Suseno dan Ahmad menatap jubah besar yang dikenakan Evan.Mereka berbeda dengan Evan. Sejak kecil, mereka sudah hidup dalam kemewahan, sehingga mereka langsung bisa mengetahui bahwa jubah besar itu sangat mahal."Evan, dari mana kamu mendapatkan jubah besar itu?"Ahmad bertanya dengan suara lantang.Terakhir kali, kakaknya sudah merampas seratus tahil perak dari Evan. Saat itu, Evan bahkan tidak berani protes sedikit pun.Sekarang, Ahmad mengincar jubah besar Evan.Evan menjawab dengan nada dingin, "Apa urusannya denganmu?""Ternyata memang benar. Anak haram yang nggak mendapatkan didikan seorang Ibu sungguh kasar. Aku adalah kakakmu, tapi kamu berani bersikap seperti itu ketika aku bertanya?""Evan, beberapa hari yang lalu Ibu membelikanku sebuah jubah besar. Aku belum sempat memakainya ketika seseorang mencurinya. Ternyata kamu yang mencurinya."Ahmad memutuskan untuk menggunakan taktik lama."Sungguh sulit mengatasi

"Kak Suseno, apa kita akan melepaskan anak haram ini begitu saja?"Ahmad menatap punggung Evan yang menjauh, lalu berkata dengan penuh kebencian.Suseno membalas, "Entah apa yang terjadi dengan Ayah belakangan ini. Tiba-tiba sikapnya terhadap Evan berubah drastis. Kalau kita melukai Evan, kita mungkin akan dimarahi oleh Ayah.""Yang terpenting, Kak Hasan besok akan menghadapi ujian istana. Jangan sampai kita mengganggu dia."Ahmad mengangguk, meraba jubah besar di tubuhnya, lalu bertanya dengan bingung, "Menurutmu dari mana anak haram ini mendapatkan jubah besar ini? Kerahnya sepertinya dari bulu leher rubah."Bulu leher rubah adalah bagian kecil di bawah leher rubah. Ini sangat hangat, harganya pun tidaklah murah.Suseno mendengus dingin. "Pasti dia mencurinya dari orang lain. Anak haram tetaplah anak haram, dia kurang dididik. Sebelum dia dibawa kembali, dia hidup dari mengemis. Jadi, mencuri adalah hal yang wajar baginya."Di sisi lain, Evan mengantar Paman Dimas ke gerbang kediaman

Suseno dan Ahmad ketakutan setengah mati.Intan juga terkejut, wajahnya pucat pasi. Namun, pada saat yang sama Intan juga menyadari keseriusan masalah ini.Dia adalah orang terdekat Deon. Tidak ada yang lebih memahami pria ini dibandingkan dirinya.Deon biasanya sangat pandai mengendalikan emosinya, jarang sekali marah. Namun, sekarang dia begitu kehilangan kendali. Ini menunjukkan bahwa jubah ini pasti memiliki asal-usul yang tidak biasa."Suseno, Ahmad, katakan yang sebenarnya," ujar Intan.Jubah besar ini mereka rampas dari Evan. Jika benar-benar ada masalah, mereka bisa menyalahkan semuanya pada Evan.Ahmad berkata dengan suara gemetaran, "Ayah, tenanglah. Jubah besar ini diberikan oleh Evan padaku."Kepala Deon seketika berdenging!Evan hari ini pergi sebentar, lalu kembali dengan membawa jubah besar ini. Kemudian, Deon dipanggil dan dimarahi oleh Kaisar Sinas.Ini menunjukkan bahwa Evan hari ini pergi menemui Kaisar Sinas. Kaisar Sinas juga memberikan jubah besar ini kepada Evan.